INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Mengenal Calung Jinjing Asal Banyumas dan Jawa Barat

Calung Jinjing. (Indonesia Kaya)

INDEKSMEDIA.ID – Calung Jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir).

Calung Jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5/3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong (5/3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu).

Kelengkapan Calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong.

Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut.

Sedangkan teknik menabuhnya antara lain: dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek dan solorok.

Perkembangan

Jenis calung yang sekarang berkembang dan dikenal secara umum yaitu calung jinjing.

Calung jinjing adalah jenis alat musik yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Sunda, misalnya pada masyarakat Sunda di daerah Sindang Heula – Brebes, Jawa tengah, dan bisa jadi merupakan pengembangan dari bentuk calung rantay.

Namun di Jawa Barat, bentuk kesenian ini dirintis popularitasnya ketika para mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) yang tergabung dalam Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa (Lembaga kesenian UNPAD) mengembangkan bentuk calung ini melalui kreativitasnya pada tahun 1961.

Menurut salah seorang perintisnya, Ekik Barkah, pengemasan calung jinjing dengan pertunjukannya diilhami oleh bentuk permainan pada pertunjukkan reog yang memadukan unsur tabuh, gerak dan lagu dipadukan.

Kemudian pada tahun 1963 bentuk permainan dan tabuh calung lebih dikembangkan lagi oleh kawan-kawan dari Studiklub Teater Bandung (STB; Koswara Sumaamijaya dkk), dan antara tahun 1964 – 1965 calung lebih dimasyarakatkan lagi oleh kawan-kawan di UNPAD sebagai seni pertunjukkan yang bersifat hiburan dan informasi penyuluhan (Oman Suparman, la Ruchiyat, Eppi K., Enip Sukanda, Edi, Zahir, dan kawan-kawan), dan grup calung SMAN 4 Bandung (Abdurohman dkk).

Selanjutnya bermunculan grup-grup calung pada masyarakat Bandung, misalnya Layung Sari, Ria Buana, dan Glamor (1970) dan lain-lain, hingga dewasa ini bermunculan nama-nama idola pemain calung antara lain Tajudin Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, dan Hendarso.

Perkembangan kesenian calung begitu pesat di Jawa Barat, hingga ada penambahan beberapa alat musik dalam calung, misalnya kosrek, kacapi, piul(biola) dan bahkan ada yang melengkapi dengan keyboard dan gitar.

Unsur vokal menjadi sangat dominan, sehingga banyak bermunculan vokalis calung terkenal, seperti Adang Cengos, dan Hendarso. (*)