Ini Gerakan Pemuda yang Mengibarkan Merah Putih Pertama Kali di Palopo
INDEKSMEDIA.ID — Pengibaran Merah Putih pertama di kota Palopo terjadi setelah informasi kemerdekaan dibawa oleh seorang pemuda.
Berita proklamasi dan pengibaran merah putih di pulau Jawa yang sampai di Palopo itu dibawa oleh seorang bernama Sakata yang kemudian diberitahukan kepada pemuda tangguh, Andi Ahmad.
Sejak itulah para pemuda kota Palopo bersegera mempersiapkan berbagai hal untuk p engibaran merah putih dan mempertahan kemerdekaan yang sudah dicapainya.
Salah satu upaya pemuda Palopo adalah dengan membentuk sebuah organisasi yang akan mengakomodir perjuangan
tersebut.
Oleh karena itu, malam hari itu juga berkumpullah mereka, bersepakat untuk membentuk kelompok pemuda yang kemudian disebutnya sebagai organisasi Soekarno Muda.
Setelah terbentuk, esok harinya tersebar pamflet yang ditempel di berbagai tempat.
Pamflet itu dibuat oleh Sakata bersama sekelompok pemuda termasuk putra Datu Luwu Andi Jemma, yakni Andi Ahmad.
Pada tanggal 19 Agustus 1945 pukul 09.00 pagi, organisasi Muda melaksanakan pengibaran bendera Merah Putih di depan rumah Radhi Abdullah dan Umar Abdullah.
Dua bersaudara itu turut aktif dalam pergerakan kemerdekaan tana Luwu.
Rumah Radhi Abdullah dan Umar Abdullah berhadapan dengan istana Datu Luwu.
Rumah itu kemudian dijadikan sebagai Kantor Pusat Pemuda Pejuang.
Atau yang biasa disebut sebagai “Gedung
Nasional” sebagai tempat pejuang untuk pertemuan-pertemuan jika dianggap perlu.
Pengibaran bendera tersebut di bawah pimpinan Martin Guli Dg.Mallimpo yang juga memimpin lagu Indonesia Raya.
Peristiwa itu diikuti beberapa orang pemuda, antara lain: Umar Abdullah, Abu Perto, Radhi Abdullah, dan Abdullah Dg.
Mallimpo.
Pada saat pengibaran bendera itu,
Andi Kaso Deppatangnga yang saat itu
berada di dalam istana diminta oleh Datu Andi Jemma untuk segera berjumpa dengan kelompok Anak-anak Pasar.
Andi Kaso membawa pesan Datu agar Anak Pasar tidak mengibarkan bendera Merah Putih mendahului Istana.
Hal itu agar Istana tetap menjadi penentu seluruh kegiatan penting di tanah Luwu sebagai bangsa yang memiliki budaya tinggi.
Namun, para pemuda yang menggebu-gebu tidak menghiraukan peringatan tersebut.
Eksistensi bendera Merah Putih yang berkibar di halaman kediaman Radhi Abdullah itu seolah menjadi deklarasi untuk seluruh penduduk kota Palopo.
Bahwa mereka telah merdeka dari segenap penjajahan.
Mereka yang lalu-lalang menuju masjid dan pasar melihat dengan jelas bendera “aneh” yang berkibar tersebut. (*)
Ref: Ensiklopedia Sejarah Tana Luwu (Idwar Anwar)