Ini Jenis Rumah Adat Karo Asal Sumatera Utara, Makin Banyak yang Tinggalkan Lantaran Hal Ini
INDEKSMEDIA.ID – Warisan budaya dari Sumatera Utara salah satunya ialah rumah adat Karo.
Masyarakat Karo di Sumatera Utara biasanya menyebut rumah adat mereka dengan nama rumah adat Karo atau Siwaluh jabu.
Ada beberapa jenis rumah adat Karo asal Sumatera Utara yang akan dibahas dalam artikel ini.
Selain itu, artikel ini juga akan membahas alasan rumah adat Karo asal Sumatera Utara mulai ditinggalkan.
Kemegahan Siwaluh jabu dapat dilihat pada bagian atapnya, yang memiliki hiasan dari anyaman bambu yang diberi bentuk-bentuk khusus sebagai simbol dari kesatuan hidup masyarakat setempat.
Bagian hiasan ini disebut oleh masyarakat Karo sebagai ayo, sedangkan atap berbentuk segitiga tempat diletakkannya ayo disebut dengan lambe-lambe.
Dari segi usia bangunan, rata-rata Siwaluh jabu didirikan pada tahun 1880-an.
Faktor usia bangunan inilah yang membuat rumah adat Karo semakin lama semakin berkurang, karena biaya perbaikannya yang sangat mahal.
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Septiady 1994), diketahui bahwa berdasarkan bentuk dan besaran fisiknya, rumah adat karo terbagi dalam 3 jenis.
Diantaranya Rumah Sianjung-anjung, Rumah mecu, dan Rumah Adat Kete.
Rumah Sianjung-anjung dan rumah mecu termasuk dalam kategori Siwaluh Jabu, perbedaannya pada bentuk tampak mukanya namun besaran interior dan pembagian ruangnya cenderung sama.
Sementara untuk rumah Kete hanya ada di Desa Dokan. Ukuran rumahnya lebih kecil dari Siwaluh jabu, separuh dari besaran Siwaluh Jabu, namun demikian bentuknya sama dengan rumah mecu.
Rumah Kete di desa Dokan masih ada sampai saat ini, dan dimiliki oleh keluarga dari marga Sitepu.
Untuk rumah Sianjung-anjung kini sudah tidak ada lagi alias punah.
Sementara pada tahun 1994 rumah Sianjung-anjung masih ada 1 unit di Desa Budaya Lingga.
Saat ini rumah adat Karo yang masih ada adalah Siwaluh Jabu dan Rumah Kete.
Rumah adat Karo termasuk dalam kategori warisan budaya karena berfungsi sebagai alat bantu pengingat mnemonic device empunya budaya yang terwujud dalam elemen-elemen pada bagian rumahnya yang berfungsi sebagai simbol pengatur tingkah laku dengan sesamanya maupun dengan alam lingkungannya (Septiady 2012 dan 2013).