Falsafah Pendidikan Islam (Part 1): Bagaimana Mengembangkan Nalar?
INDEKSMEDIA.ID — Salah satu tujuan pendidikan adalah membangun kepribadian manusia.
Alasannya, suatu keyakinan yang memiliki tujuan pasti, dan berbagai ketentuan yang mencakup bidang hukum, politik, dan ekonomi, mustahil tak punya sistem pendidikan.
Ini berarti, pendidikan amat primer (utama) dalam kehidupan umat manusia.
Karena itu juga, selalu ada rancangan moral yang diterapkan kepada baik kepada individu maupun masyarakat.
Apabila sasaran pendidikan adalah masyarakat, maka mesti bersandar pada sekelompok individu guna menerapkan rancangan tersebut.
Karena itu, sudah semestinya lahir pendidikan untuk memahamkan individu.
Bila sasarannya adalah individu, maka individu saja lah yang menjadi sasaran pendidikan dan pengajaran.
Dalam pendidikan, khususnya sudut pandang filsafat Islam, memahamkan kepada manusia bahwa individu dan masyarakat memiliki arti penting dan dihormati adalah pandangan dan tindakan mulia.
Karena begitu, mesti ada cara dan program pembinaan individu sebagai pengantar pembinaan masyarakat.
Dengan begitu pula, perancangan dan pembentukan kepribadian yang baik merupakan perkara yang amat penting.
Berangkat dari kenyataan tersebut, maka perlu kiranya dipahami suatu prospek (proyek) dasar-dasar pendidikan.
Apakah dalam pendidikan melahirkan suatu pengembangan nalar?
Apakah dalam pendidikan ada sebentuk program yang menyadarkan atau tidak?
Kali ini, indeksmedia.id akan menampilkan sajian menarik soal pendidikan.
Khususnya di dalam pendidikan Islam.
Dalam perspektif pendidikan, kata Murtadha Muthahhari, ketentuan akhlak Islam ditujukan untuk mendidik manusia.
Hal itu agar sesuai dengan apa yang diinginkan Islam.
Persoalannya, siapa dan bagaimanakah Muslim ideal itu?
Apa keistimewaan-keistimewaannya?
Tentu saja, masih ada persoalan lain yang terhubung dengan cara (metode) penerapan tujuan.
Dengan lain kata, bagaimana bentuk (format) dan cara pengetahuan (metodologi) yang harus digunakan untuk mendidik manusia?
Seumpamanya, tatkala mendidik dan mengajar anak-anak, bagaimana arahan Islam?
Sampai sejauh mana arahan itu mempertimbangkan ragam faktor di lapangan (tengah sosial) dan masalah-masalah kejiwaan (nafs)?
Lebih jauh, apa yang menjadi neraca (ukuran) sesuainya antara pengajaran dan pendidikan kita dengan ajaran Islam?
Jika tidak sesuai, apa yang menjadi ukuran ketidaksesuaiannya itu?
Ditambah lagi, sampai sejauh mana penerapan pendidikan Islam di zaman kita sekarang ini?
Dalam konteks persoalan di atas, indeksmedia.id akan menyajikan beberapa artikel mendatang.
Tetap ikuti artikel pendidikan ini ya. Semoga bermanfaat
Referensi:
Epistemologi Pendidikan Islam (Murtadha Muthahhari).
Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia (Haidar Bagir).