Apakah Posi (Pusat) Masjid Jami adalah Kayu Cina Duri? Ini Jawaban Maddika Bua
IDEKSMEDIA.ID — Masjid Jami adalah salah satu peninggalan sejarah Tana Luwu yang masih bertahan hingga sekarang.
Sesuai dengan keyakinan masyarakat, Tana Luwu memiliki 3 fase; fase Galigo, Lontaraq dan terakhir (sekarang ini) adalah Islam. Pada fase inilah Masjid Jami didirikan.
Masjid Jami sendiri terletak di tengah-tengah kota Palopo berdekatan dengan Istana kedatuan Luwu, Langkanae. Masjid ini diperkirakan dibentuk pada 1604 M.
Menurut cerita, di Masjid Jami, ada sebatang kayu besar yang saat ini disebut oleh masyarakat Palopo adalah kayu Cina Duri.
Kayu Cina Duri merupakan tiang pusat Masjid tua tersebut, yang apabila orang hendak diakui menginjakkan kaki di Tana Luwu, mereka harus menyentuhnya terlebih dahulu, atau setidaknya menginkakkan kaki di Masjid Tua itu.
Lalu, benarkah posi (pusat) Masjid Jami adalah kayu Cina Duri?
Saat dikonfirmasi ke Maddika Bua, kayu Cina Duri, sekarang ini memiliki ukuran yang kecil, sementara yang terdapat di Masjid Jami kota Palopo tidak demikian, ia memiliki ukuran yang besar.
“Bagaimana dengan kayu Cina Duri yang tidak pernah besar? Sekarang kayu itu kecil-kecil. Terus apakah yang ada di pusat Masjid itu kayu Cina Duri?,” tanya Maddika kepada indeksmedia.id, Jumat (19/5).
“Menurut cerita, para bangsawan Istana mengutuk Cina Duri, yang akhirnya tidak lagi bisa besar seperti yang ada di Masjid Jami,” jawabnya.
“Menurut para bangsawan itu, Cina Duri harus dikutuk menjadi kecil. Supaya tidak lagi digunakan sebagai tiang (pusat) rumah-rumah di Tana Luwu,” beber Andi Syaifuddin Kaddiraja.
kata Maddika, kenapa tidak boleh digunakan, agar tiang yang paling besar hanya ada di Masjid Tua.
“Ini agar posi’ (tiang pusat) yang paling besar hanya ada di Masjid Jami. Soal apakah tiang itu kayu Cina Duri, kita tidak tahu,” tutup Maddika Bua.