Asal Mula Nama Tandipau “Maddika Bua” Pemeluk Agama Islam Pertama di Tana Luwu
INDEKSMEDIA — Setelah melakukan dialog antara Maddika Bua Tandipau dan pemangku adatnya, dengan rasa ikhlas mereka mengakui kekurangannya dan perlu adanya penyempurnaan.
Saat itu, mereka pun menerima dan bersedia menyatakan diri masuk Islam. Datuk Sulaiman kemudian menuntun Maddika Bua dan pemangku adat lainnya mengucapkan kalimat syahadat.
Kejadian ini merupakan hal yang sangat bersejarah, khususnya bagi Maddika Bua beserta pemangku adatnya dan rakyat Luwu pada umumnya. Peristiwa tersebut terjadi pada sekitar 12 Rabiul Awal 1013 H.
Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang Islam yang baru saja diterima oleh Maddika Bua dan para pemangku adatnya.
Terlebih pemahaman terhadap Rasul Muhammad, yang termaktub di dalam dua kalimat syahadat, maka Datuk Sulaiman bermaksud mengadakan peringatan Maulid Nabi.
Karenanya, Datuk Sulaiman kemudian meminta izin kepada Maddika Bua untuk mengadakan persiapan memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.
Maddika Bua mengijinkan dan mengundang seluruh masyarakat Bua untuk mendengarkan hikmah Maulid nabi yang diadakan di Bua.
Saat Maddika Bua di Islamkan, ia menyampaikan kepada para mubaligh tersebut bahwa peristiwa ini tidak dulu diketahui oleh La Pattiware.
Alasannya, adalah suatu kedurhakaan bila mendahului Datu. Dari kejadian itulah sehingga Maddika Bua digelari Tandipau yang berarti tidak dikatakan, atau tidak diucapkan.
Tiga ulama bersaudara penyebar agama Islam di Tana Luwu asal Minangkabau, yakni, Datuk Sulaiman (Datuk Pattimang), Datuk Abdul Makmur (Datuk Ri Bandang) dan Datuk Abdul Jawad (Datuk Ri Tiro).
Sumber Referensi:
Ensiklopedia Sejarah Luwu
Karya Idwar Anwar
Tinggalkan Balasan