Mirisnya Gerindra Enrekang, Dari Tiga Jadi Tak Dapat Kursi, Latinro Latunrung Dorong Anak Maju Pilkada Lewat Partai Lain
MAKASSAR, INDEKSMEDIA.ID – Suara Partai Gerindra di Kabupaten Enrekang terjun bebas. Bagaimana tidak, pada periode lalu, Partai besutan Prabowo Subianto ini meraih tiga kursi, namun pada Pemilu 2024 ini malah terancam tak dapat kursi.
Anjloknya suara Partai Gerindra di Kabupaten Enrekang ini ditengarai lantaran pentolan Gerindra di Enrekang, Latinro Latunrung tak sepenuh hati membangun Gerindra di Enrekang.
Bukan tanpa sebab, mantan Bupati Enrekang dua periode itu mempersiapkan anaknya Andi Liu Were La Tinro maju Pilkada Enrekang lewat Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Bahkan, Andi Liu Were Latinro saat ini menjabat sebagai Bendahara PPP Sulsel. Fenomena ini mendapat perhatian dari banyak pihak. Salah satunya, Dosen persepektif Sosiologi Politik Universitas Negeri Makassar (UNM), Sopian Tamrin.
Dari perspektif sosiologi politik, Dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), Sopian Tamrin menilai anjloknya suara Gerindra lantaran mesin partai tidak massif beroperasi.
“Jika mencermati di lapangan masuknya putra Latinro pada partai lain adalah sinyal bagi publik bahwa beliau tidak bulat dan setengah hati membangun target politik lewat Partai Gerindra,” kata Sopian Tamrin.
“Mengalihkan sumber daya politik ke anaknya adalah target jangka panjang. Ini sebuah ancang-ancang untuk kontestasi pilkada ke depan. Maksud ini juga sedang dijalankan dari keluarga Muslimin Bando dengan mendorong bupati dua periode itu sebagai prioritas DPR RI sedangkan putranya disiap-siagakan untuk melanjutkan karir ayahnya,” lanjutnya.
Ketidakseriusan Gerindra Enrekang dalam bekerja juga terlihat dari target yang mereka ingin capai. Sejak awal, Gerindra hanya menargetkan tiga kursi untuk DPRD Enrekang. Itu berarti, Gerindra Enrekang tak ingin bekerja lebih keras untuk mendulang suara lebih banyak pada pemilu 2024.
“Ditambah tokoh sentral Gerindra Latinro sepertinya tidak bulat mengoperasikan sumber daya politiknya ke Gerindra. Hal ini dikarenakan anaknya sedang berada di partai yang berbeda,” urainya.
“Selain itu, dengan hasil ini bisa jadi alarm bahwa kekuatan politik beliau sudah menurun. Artinya basis politiknya bisa saja sudah termobilisasi ke patron yang lain,” lanjutnya.
Lebih jauh, Sopian Tamrin menilai komitmen Latinro dalam membesarkan Gerindra di Enrekang hanya di atas kertas saja. Sebab, menilik dari hasil Pemilu 2024, suara Gerindra Enrekang terjun bebas.
“Tapi jika betul beliau berkomitmen berarti strategi politiknya yang keliru karena fakta lapangan tidak menunjukkan hasil yang baik. Tapi pertanyaannya kemudian apakah mantan bupati sekaligus anggota DPR RI incumbent dengan partai besar bisa kalah strategi dengan partai kelas menengah ?,” tandasnya. (*)