INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Dihadiri Budayawan dan Pegiat Literasi, Buku “To Ugi” Karya Andi Rahmat Munawar Resmi di Launching

Launching dan bedah buku “To Ugi” karya Andi Rahmat Munawar (Ft/Cca)

PALOPO, INDEKSMEDIA.ID – Buku “To Ugi” karya Andi Rahmat Munawar resmi di launching, Kamis (16/3/2023) malam tadi. Launching sekaligus bedah buku ini, menghadirkan budayawan Tana Luwu, Andi Sulolipu Sulthani dan para pegiat literasi.

Kegiatan yang di inisiasi Komunitas Simpul Peradaban (SP) Kota Palopo ini, digelar di Cafe Aporia.id Jl. Andi Kaddiraja, Palopo. Buku tersebut merupakan investigasi penelitian Rahmat atas kitab atau sure’ I Laga Ligo yang termuat dalam NBG 188.

“Motivasi saya menulis buku ini adalah siri’ atau perasaan malu terhadap bangsa asing yang lebih paham budaya kita, dibanding kita sendiri,” Kata Munawar.

Menurutnya seharusnya sebagai anak bangsa kita perlu merasa malu. Penelitian terkait Luwu maupun Ugi banyak dipengaruhi oleh pemikiran orang-orang eropa.

Buku yang di tulis hampir 2 tahun tersebut memiliki 12 bab yang membahas secara garis besar sisi kehidupan masyarakat Luwu dan Ugi.

Diantaranya sistem kepercayaan yang dianut masyarakat, hakikat manusia, sistem adat, sistem kepemimpinan kekuasaan. Di mana kesemuanya memiliki nilai filosofis yang mendalam.

Ia meluruskan dalam bab 1 bukunya pandangan masyarakat yang menganggap sama antara orang di negara Cina saat ini dan To Ugi,

“To Ugi adalah To Cina, hal ini disebut 310 kata ugi dalam kitab Laga Ligo, namun perlu dipahami to Cina belum tentu To Ugi,” ucapnya.

To ugi merupakan masyarakat yang dahulunya menduduki dataran tengah yang sekrang disebut sebagai Kabupaten Sidrap, Wajo dan sebagainya.

Selain itu Munawar juga meluruskan bahwa To Ugi berbeda dengan To Luwu, To luwu adalah masyarakat yang mendiami wilayah Utara.

Dan didasarkan pada manuskrip I Laga Ligo, To luwu lebih dahulu ada satu generasi dari To Ugi.

“Dewasa ini sebenarnya kita tidak lagi mengenal batas-batas wilayah akibat pernikahan, peleburan ini sejak awal dimulai karena pernikahan antara We Cudai (To Ugi) dan Sawerigading (To Luwu),” imbuh Andi Rahmat Munawar.

Pada bab 2 pada buku ini dijelaskan tentang sistem kepercayaan. Yang pada banyak orang menganggap bahwa kepercayaan atau agama yang dianut oleh leluhur Tana Luwu maupun Ugi adalah animisme dan dinamisme.

Teori tersebut merupakan bentukan Tylor, sosiolog yang belakangan hadir dan membenarkan teori Darwinian dalam The Origin Of Species,

“Berdasarkan penelitian pandangan bahwa Tylor yang  tidak memiliki agama yang jelas tidak mungkin secara logika dapat menjelaskan bentuk kepercayaan atau agama tertentu,” paparnya.

Lanjutnya, jika didasarkan pada manuskrip, To Ugi meyakini monoteisme, mempercayai hari akhir (setelah kehidupan ada kematian, setelah kematian ada kehidupan).

Andi Anwar juga menepis pandangan yang menganggap bahwa kata Dewata maupun Batara dalam manuskrip Luwu berkaitan dengan Tuhan atau Dewa-Dewa agama Hindu maupun Budha,

“Dewa-dewa agama Hindu serta prinsip karma yang diyakini budha tidak dikenal dalam keyakinan leluhur kita,” Tegas Munawar.

Anwar berharap Pemuda Luwu maupun Ugi/bugis dapat lebih memaknai sejarah dan menerapkan dalam kehidupan, agar kedepannya Luwu tidak dilupakan oleh generasinya,

“Gali terus kebudayaan kita lalu maknai. Memaknai tidak hanya secara artifisial atau tampilan semata, namun memaknai jauh lebih dalam dari bentuk yang nampak,” Tutupnya. (Cca)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini