Contoh Teks Kultum: Istighfar dan Taubat dalam Kehidupan Sehari-hari
INDEKSMEDIA.ID – Kultum atau ceramah sering dilakukan untuk saling mengingatkan. Berikut contoh kultum dengan judul “Istighfar dan Taubat dalam Kehidupan Sehari-hari”.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Wasshalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin, wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in. Amma ba’du.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah,
Bulan Ramadan adalah bulan penuh ampunan, bulan di mana pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan dosa-dosa dapat dihapus dengan taubat yang tulus. Namun, apakah kita benar-benar memanfaatkan kesempatan ini dengan baik? Atau justru masih sering lalai dalam kesalahan yang sama, seperti kecanduan game hingga lupa waktu, sering membangkang kepada orang tua, atau malas menjalankan ibadah?
Allah berfirman dalam Surat an-Nur ayat 31:
وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“…dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nur: 31)
Ayat ini mengajarkan bahwa taubat bukan sekadar kata-kata, melainkan jalan menuju keberuntungan. Jika selama ini kita sering mengabaikan nasihat orang tua karena asyik bermain game, lalai dalam shalat, atau bahkan membalas perkataan orang tua dengan nada tinggi, maka inilah waktu yang tepat untuk berbenah diri.
Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Allah Maha Pengampun, tetapi kita juga harus menunjukkan kesungguhan dalam bertaubat. Taubat bukan hanya sekadar ucapan “Astaghfirullah”, melainkan harus disertai dengan penyesalan, tekad untuk tidak mengulanginya, dan usaha memperbaiki diri.
Hadirin wal Hadirat semuanya
Orang yang tidak pernah beristighfar dan bertaubat cenderung merasa cukup dengan dirinya sendiri. Ia lupa bahwa semua keberhasilan datang dari Allah. Akibatnya, hidup menjadi gelisah, mudah stres, dan jauh dari ketenangan. Dalam Al-Qur’an, Allah menjanjikan kelapangan rezeki dan ketenangan bagi mereka yang rajin beristighfar.
Bahkan, istighfar bisa membuka pintu keberkahan yang tidak kita duga. Sering merasa sulit belajar? Mungkin hati kita masih berat dengan dosa. Sering merasa sulit bergaul? Mungkin kita belum meminta ampun kepada Allah atas kesalahan-kesalahan kita terhadap orang lain.
Menurut Imam An-Nawawi, taubat yang benar memiliki tiga syarat utama:
Meninggalkan dosa yang dilakukan – Jika sering lalai shalat karena bermain game, maka harus mulai mengatur waktu dan mendisiplinkan diri.
Menyesali perbuatan tersebut – Bukan sekadar berkata “maaf”, tetapi benar-benar merasa bersalah dan ingin berubah.
Berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi – Dengan langkah nyata, misalnya membatasi waktu bermain game dan lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga serta ibadah.
Jika dosa kita melibatkan orang lain, seperti durhaka kepada orang tua, maka ada syarat tambahan, yaitu meminta maaf dan memperbaiki hubungan dengan mereka.
Ramadan, Momen Terbaik untuk Bertaubat
Rasulullah SAW bersabda:
“Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak: (1) orang yang berpuasa hingga berbuka, (2) seorang pemimpin yang adil, dan (3) orang yang teraniaya.” (HR. Tirmidzi)
Ramadan adalah waktu terbaik untuk memulai kebiasaan istighfar dan taubat. Jika sebelumnya kita sering membantah orang tua, ini saatnya meminta maaf dan mulai menunjukkan sikap hormat. Jika sebelumnya kita lebih banyak menghabiskan waktu dengan game, ini saatnya beralih ke ibadah dan kegiatan yang lebih bermanfaat.
Mari manfaatkan Ramadan untuk memperbanyak istighfar dan bertaubat dengan sungguh-sungguh. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, melapangkan rezeki, dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik. Aamiin.
Wabillahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.