Kisah Islami! Menantu Pilihan Nuh bin Maryam untuk Gadis Cantiknya
INDEKSMEDIA.ID – Dikisahkan Nuh bin Maryam memiliki putri yang sangat cantik dan memiliki akhlak serta budi pekerti yang luhur. Hingga ia didatangi oleh banyak orang kaya bahkan keturunan raja untuk melamar anaknya.
Namun, Nuh bin Maryam selalu menolak permintaan mereka, bukan karena tidak rela melepas anaknya gadisnya.
Tapi ia khawatir anaknya jatuh di orang yang tidak tepat.
Hingga akhirnya ia sendiri kebingungan untuk mencarikan kekasih halal untuk putrinya.
Ia memiliki budak yang bernama Mubarak.
Mubarak adalah budak yang tekun dan rajin beribadah.
Suatu ketika ia diberi amanah untuk menjaga kebun yang berisikan tanaman anggur yang berbuah lebat.
Ia pun menyanggupi perintah tersebut.
Satu bulan berselang, Nuh bin Maryam mengunjungi kebunnya yang dijaga oleh Mubarak.
Ia memerintahkannya untuk memetik anggur untuk dinikmatinya.
Mubarak pun kembali menuruti perintah tuannya dan bergegas mengambilkan anggur.
Namun, saat dicicipi oleh tuannya ternyata anggur yang diberikan rasanya asam.
Ia pun kembali mengambil anggur disisi kebun yang berbeda.
Namun lagi-lagi rasanya asam hingga 3 kali hal tersebut diulanginya tetap saja rasa anggurnya asam.
Ia akhirnya menerima teguran dari Nuh bin Maryam.
“Betapa mungkin kamu tidak tahu mana anggur yang manis sementara engkau sudah menjaga kebun ku selama satu bulan lamanya,” ucapnya.
Mubarak kemudian menjawab dengan ucapan
“Tuan hanya menyuruhku untuk menjaga kebun tuan, jadi saya hanya menjaganya tidak sekali pun mencicipinya,” ujarnya dengan sedikit ketakutan.
Nuh bin Maryam pun kagum atas keteguhan Mubarak dalam mengemban amanah.
Pada akhirnya ia pun menikahkan anaknya dengan Mubarak.
Ia dan anaknya yang jelita tak peduli dengan raut wajah dan status Mubarak yang hanya seorang budak.
Namun keduanya memilih Mubarak dengan dasar ketaqwaan serta sifatnya yang begitu mulia.
Hingga akhirnya pernikahan Mubarak dengan putri Nuh bin Maryam menghasilkan keturunan sholeh dan sholehah.
Salah satu keturunan mereka bernama Abdullah bin Mubarak yang akhirnya menjadi ulama besar.
