INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Gelar Mubes Sekolah Adat Nusantara, AMAN Tegaskan Peran Sekolah Adat dalam Menjaga Bumi

INDEKSMEDIA.ID –Dalam upaya menjaga dan merawat bumi, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) kembali menggelar Musyawarah Besar (Mubes) Sekolah Adat Nusantara di wilayah adat Olehsari, Banyuwangi. Acara yang berlangsung dari tanggal 12 hingga 15 Agustus 2024 ini dihadiri oleh sekitar 450 peserta yang mewakili berbagai sekolah adat dari seluruh Nusantara, serta sejumlah perwakilan mitra AMAN, baik dari dalam maupun luar negeri.

Dengan tema “Pendidikan Adat sebagai Jalan Pulang untuk Menjaga dan Merawat Bumi,” Mubes ini menekankan pentingnya peran sekolah adat dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui pengetahuan dan praktik tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di tengah krisis global seperti perubahan iklim, sekolah adat menjadi salah satu pilar penting yang mampu memberikan solusi konkret melalui kearifan lokal yang mereka miliki.

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi, menekankan bahwa Masyarakat Adat telah diakui secara global sebagai penjaga utama keanekaragaman hayati dunia. Menurut Rukka, sekolah adat menjadi ruang vital untuk menjaga dan mengembangkan pengetahuan tradisional yang berperan penting dalam pelestarian lingkungan.

“Pengetahuan Masyarakat Adat tentang alam tumbuh dari kehidupan yang berdampingan dengan hutan, gunung, sungai, dan laut. Sekolah adat adalah tempat di mana pengetahuan ini diwariskan kepada generasi penerus, yang menjadi modal besar untuk menjaga bumi,” ujar Rukka.

Sekolah adat tidak hanya berfungsi sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai benteng pelindung nilai-nilai adat dan lingkungan. Dengan mengajarkan berbagai pengetahuan seperti sistem pertanian tradisional, obat-obatan herbal, dan hukum adat, sekolah adat menjadi sarana penting untuk memastikan keberlangsungan kehidupan yang harmonis antara manusia dan alam.

Namun, upaya menjaga bumi melalui pendidikan adat tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah semakin maraknya perampasan wilayah adat akibat pembangunan dan industrialisasi. Kebijakan seperti Undang-Undang Cipta Kerja seringkali mempersempit ruang bagi Masyarakat Adat untuk melanjutkan praktik-praktik tradisional mereka.

“Ini adalah kenyataan yang dihadapi Masyarakat Adat di Indonesia. Di tengah pengakuan global atas peran mereka, Masyarakat Adat masih harus berjuang melawan kebijakan yang merugikan mereka,” lanjut Rukka.

Meski begitu, Masyarakat Adat tetap teguh dalam perjuangan mereka. Melalui Mubes ini, AMAN berharap dapat memperkuat gerakan Pendidikan Adat yang mampu mentransformasikan pengetahuan Masyarakat Adat menjadi aksi kolektif untuk melindungi bumi. Dengan memanfaatkan sekolah adat sebagai pusat pendidikan dan pelestarian, Masyarakat Adat berkomitmen untuk terus berperan dalam upaya global melawan perubahan iklim.

Ketua PHD AMAN Osing, Wiwin Indiarti, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Mubes, menekankan pentingnya solidaritas dan kolektivitas sebagai kekuatan sosial Masyarakat Adat. Ia mengingatkan bahwa selama pandemi Covid-19, Masyarakat Adat mampu bertahan dan bahkan berbagi sumber daya dengan masyarakat perkotaan yang terdampak krisis.

“Kolektivitas dan solidaritas adalah kekuatan sosial dari Masyarakat Adat, dan ini adalah warisan dari leluhur untuk saling menjaga antarumat manusia,” ungkap Wiwin.

Ke depan, AMAN berharap agar pendidikan adat dapat menjadi jalan bagi Masyarakat Adat untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi. Sekolah adat diharapkan menjadi wadah bagi generasi muda untuk memahami dan menerapkan pengetahuan tradisional yang mampu menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.

Dengan Mubes ini, AMAN berusaha membangun gagasan dan praktik nyata di mana Masyarakat Adat dapat mentransformasikan pengetahuan dan budaya mereka menjadi aksi-aksi yang berdampak langsung dalam memerangi deforestasi dan perubahan iklim. (*)