OPINI: Beban Hidup Mematikan Fitrah Keibuan; Islam Solusi Tuntas

INDEKSMEDIA.ID — Rohwana alias Wana (38 tahun), seorang ibu di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, ditangkap polisi karena terlibat pembunuhan. Perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai buruh itu membunuh bayinya sendiri dengan cara menenggelamkan ke ember berisi air setelah dilahirkan.

Bayi itu kemudian dibuang ke semak-semak dalam kebun milik warga sekitar. Berdasarkan kronologis kejadian, pelaku melahirkan bayi tersebut pada Kamis (18/1/2024) sekitar pukul 21.00 WIB. Sang suami begitu terkejut atas peristiwa ini, sebab dari awal pelaku merahasiakan kehamilannya dari suami ataupun pihak keluarga. Kumparan.com

Kehidupan di bawah Sistem Sekularisme

Kejamnya kehidupan saat ini tidak lepas dari penerapan sistem sekularisme yang memaksa para ibu kehilangan fitrahnya. Bagaimana tidak? Ibu yang seharusnya memiliki fitrah mencintai, menyayangi, melindungi, mendidik anak sebaik-baiknya, dan berkorban demi kebahagiaan anaknya justru bisa hilang atau melemah karena berbagai faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi.

Ini pula yang terjadi pada Rohwana alias Wana (38 tahun) yang rela menghabisi nyawa anaknya dengan alasan tidak menginginkannya, tidak cukup biaya untuk membesarkannya dan karena suaminya hanyalah buruh biasa.

Kasus yang terus Berulang

Kasus yang menyeret Ibu Rohwana alias Wana bukanlah satu-satunya yang pernah terjadi. Sebagaimana di Padukuhan Tambakrejo, Kalurahan Semanu, pada Jumat (4/8/2023) sekitar pukul 11.30 WIB bayi laki-laki ditemukan tidak bernyawa. Ternyata dibunuh ibunya I (39) dengan cara membekap mulut bayi. Kompas.com, 7/11/23

Di Desa Banua Sibohou, Kabupaten Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara seorang ibu berinisial MT, 30 ditangkap setelah membunuh ketiga anaknya dengan sebilah parang. JawaPos.com, 11/12/20

Di Nganjuk (9/8/19), Ibu berinisial SMT (27), warga Kelurahan Payaman, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, juga tega menghabisi nyawa bayinya dengan menyembunyikan bayi perempuan yang dilahirkannya di kolong tempat tidur RSUD. detiknews.com, 9/8/19

Kasus diatas hanyalah sebagian dari banyaknya kasus yang telah menimpa bayi malang tidak berdosa. Mereka menjadi korban pembunuhan lantaran alasan faktor ekonomi. Sungguh memilukan, beban hidup yang tinggi membuat kekhawatiran para ibu kian menjadi. Dan mau tidak mau, apa yang dilakukan seolah menjadi keputusan terbaik meski berujung pada jeruji besi.

Kembalikan Ibu pada Fitrahnya

Solusi demi solusi yang diberikan nyatanya tidak mampu menekan dan menghentikan kasus-kasus pembunuhan yang terus terulang. Maka bisa ditarik kesimpulan, bahwa kaum Ibu telah kehilangan fitrahnya, mereka memiliki pola pikir yang salah sehingga mempengaruhi psikologis dan sosial.

Inilah hasil pemikiran dari penerapan sistem kapitalisme-sekularisme yang menstandarisasikan kebahagiaan hanya pada materi (uang). Sehingga mereka tega membunuh darah dagingnya sendiri karena alasan faktor ekonomi. Sungguh perbuatan yang sangat kejam, tak manusiawi. Akibat desakan ekonomi Ibu sebagai ummu warabbatul bait (ibu dan pengurus rumah tangga) kehilangan fitrahnya. Untuk itu, peran Ibu harus segera dikembalikan sebagaimana fitrahnya.

Islam Solusi Komprehensif

Berbeda dengan sistem kapitalisme saat ini. Islam sangat mengecam tindakan pembunuhan anak, apalagi dengan alasan ekonomi. Allah berfirman dalam Al-Quran:

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al-Isra: 31)

Islam juga memberikan solusi dalam mengatasi masalah ekonomi khususnya bagi kaum perempuan. Didalam Islam, negara akan menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai mekanisme, baik jalur nafkah, dukungan masyarakat, dan santunan negara. Islam juga menjamin pendidikan dan kesehatan gratis bagi setiap anak. Yang tentunya memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu  mensejahterakan individu per individu.

Islam mengatur jalur nafkah dengan memberikan kewajiban kepada laki-laki (suami) untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya. Nafkah ini mencakup kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal. Jika suami tidak mampu memberikan nafkah kepada keluarganya, maka tanggung jawab ini beralih kepada pihak laki-laki dari jalur ayah (kakek, saudara laki-laki, atau kerabat terdekat dari pihak laki-laki). Jika tidak ada kerabat laki-laki yang mampu, maka tanggung jawab ini beralih kepada negara.

Adapun dukungan masyarakat adalah berupa bantuan yang diberikan masyarakat kepada ibu dan anak yang membutuhkan, baik berupa materi maupun moril. Dukungan bisa berupa zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah, hadiah, pinjaman tanpa bunga, atau bentuk lainnya.  Juga berupa nasihat, bimbingan, konseling, perlindungan, atau bentuk lainnya dengan tujuan meringankan beban hidup dan menguatkan fitrah keibuan.

Maka dengan demikian, Islam menawarkan solusi yang sangat komprehensif dan efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi yang akan mematikan fitrah keibuan. Islam akan mengajarkan kita untuk tidak membunuh anak, tetapi memberikan mereka hak-hak dan kesejahteraan yang layak. Islam akan mengajarkan kita untuk saling membantu dan bekerja sama dalam kebaikan dan takwa. Islam juga akan mengajarkan kita untuk menerapkan sistem ekonomi dan politik yang sesuai dengan syariat Allah.

Dengan begitu, kita bisa mengembalikan fitrah keibuan yang telah hilang, mampu menciptakan generasi yang berkualitas, yang tidak hanya unggul dari sisi keilmuan namun juga dalam ketakwaan kepada Allah. Tentunya ini semua hanya mampu terwujud apabila kita menjadikan Islam sebagai asas dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Wallahu a’lam bishshowab.

Penulis: Nadila A (Aktivis Dakwah Kampus) 

Disclaimer: indeksmedia.id tidak bertanggung jawab atas isi konten. Kami hanya menayangkan opini yang sepenuhnya jadi pemikiran narasumber.