WALHI Tanggapi Pernyataan Gibran Soal Hilirisasi Nikel : Hancurkan Masa Depan Masyarakat dan Sulawesi

MAKASSAR, INDEKSMEDIA.ID – Debat Calon Wakil Presiden yang dilaksanakan KPU RI pada Jumat, 22 Desember 2023 lalu terus diperbincangkan publik. Tidak sedikit masyarakat ataupun pengamat yang memberi penilaian terhadap penampilan maupun konteks yang diutarakan ketiga cawapres tersebut.

Tidak terkecuali Aliansi Sulawesi yang merupakan koalisi organisasi lingkungan hidup WALHI Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang juga menyoroti penyampaian salah satu calon wakil presiden terkait rencana melanjutkan bahkan meningkatkan hilirisasi nikel di Indonesia.

Koordinator Aliansi Sulawesi yang juga Direktur WALHI Sulawesi Selatan, Muhammad Al Amin menolak keras hilirisasi nikel yang digagas calon wakil presiden nomor urut dua. Menurutnya, hilirisasi nikel yang akan dijalankan Paslon nomor urut dua akan merusak bentang alam dan bentang kehidupan masyarakat Sulawesi yang merupakan episentrum mineral nikel di dunia.

“Ide Gibran 100 persen mirip ide bapaknya yakni Presiden Jokowi. Keduanya ingin mengeksploitasi nikel di Indonesia yang lebih massif di masa depan, tanpa melihat kerusakan dan dampak yang sangat buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya,” katanya.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa hilirisasi yang tengah massif terjadi di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara telah menimbilkan dampak negatif yang korbannya lebih besar dari manfaat yang dihasilkan.

Mulai dari deforestasi yang semakin meluas, pencemaran lingkungan, pencemaran udara, penggusuran lahan-lahan perkebunan masyarakat. akibatnya, masyarakat yang dulunya hidup sejahtera menjadi semakin miskin.

Sementara, kehidupan para pekerja yang bekerja di industri-industri pengolahan nikel tidak mengalami perubahan yang signifikan, bahkan tidak sedikit pekerja yang mengalami kecelakaan kerja karena bekerja tanpa perlindungan dan yang lebih parah adalah para pekerja di industri pengolahan nikel diberi upah yang tidak sebanding dengan beban kerja mereka.

“Dari fakta-fakta tersebut, ide Gibran terkait peningkatan hilirisasi nikel adalah ide yang sangat buruk. Kami dan masyarakat terdampak hilirisasi nikel menolak keras dengan ide Gibran tersebut,” ujarnya.

Tidak hanya sampai disitu. menurut pria kelahiran Makassar tersebut mengatakan bahwa perusahaan Brazil, Jepang, Australia terutama perusahaan China adalah pihak yang paling mendapatkan keuntungan yang paling besar dari hilirisasi tersebut.

“Artinya, ide Gibran yang sangat mirip dengan ide bapaknya, terkait hilirisasi nikel hanya menguntungkan perusahaan China dan lain-lain. Sementara kami dan masyarakat Sulawesi, khususnya yang hidup di lingkar tambang dan industri nikel hanya mendapat beban kerusakan lingkungan. tentu saja ini harus ditolak,” tegasnya.

Pihaknya pun menantang Gibran untuk berdebat untuk menunjukan data-data dan bukti-bukti kerusakan lingkungan dan pemiskinan masyarakat akibat proyek hilirisasi nikel yang digagas oleh Presiden Jokowi. (*)