PT BMS Segera Beroperasi, Kapal Bermuatan Batubara Mulai Sandar di Pelabuhan Jetty

LUWU, INDEKSMEDIA.ID – Kapal Kargo yang memuat barang dan material produksi untuk Pabrik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) mulai sandar di pelabuhan Khusus (Jetty) milik PT BMS, di Desa Toddopuli Kecamatan Bua, Minggu, 3 Desember 2023.

Kapal kargo ini memuat hampir 13 ribu ton material milik PT BMS ini membawa Batubara kelas tinggi atau biasa di sebut kokas dan material penunjang pabrik 2 BMS dari China yang akan digunakan di PT BMS.

Site Manager PT BMS, Zulkarnain, mengungkapkan, Tersus (Jetty) milik PT BMS ini sudah mulai difungsikan secara perdana, 3 Desember kemarin.

“Sekarang kita fungsikan secara perdana hari Minggu kemarin dan Alhamdulillah tidak punya kendala, akses bongkar muat dari Tersus ke Warehouse menggunakan akses perusahaan dan kami juga tidak mengganggu kelancaran jalan nasional (Jl. Trans Sulawesi Poros Palopo – Makassar) dan juga Izin Operasi tersus kami sudah rilis sejak bulan lalu dari Kementrian perhubungan,” ucap Zulkarnain,

Dia menyebut jika sudah ada aktivitas bongkar muat di sana di dermaga dan dalam bulan ini akan masuk juga kargo berupa Nickel Ore dari Sulawesi Tenggara,

“Semua kegiatan ini Alhamdulillah di dukung oleh semua stakeholder di Luwu, terima kasih ke Rekan – Rekan TNI-POLRI yang ikut membantu kelancaran kegiatan, serta perwakilan dari instansi terkait yang berkaitan dengan kegiatan bongkar muat, seperti Bea Cukai, Imigrasi dan tentu saja Syahbandar selaku otoritas angkutan Pelabuhan,” sebutnya.

Zulkarnain juga mengatakan jika lokasi tempat bongkar barang BMS sudah tergolong dalam Kawasan Berikat yang diatur dalam perundang undangan dan diawasi oleh kantor perwakilan Bea Cukai, sehingga semua berjalan lancar.

“Batubara yang dimuat itu merupakan salah satu dari beberapa material yang akan di gunakan untuk bahan campuran ore saat Pabrik 1 beroperasi, merupakan bahan imbuh yang cukup penting dengan proses peleburan di Pabrik,” jelasnya.

Sementara material utama dalam proses peleburan di Pabrik yakni Nikel Ore, dimana kami sudah berkontrak dengan beberapa Tambang Nikel yang ada di Sul-Tra

“Tentunya dengan kehadiran kami di Luwu, dan mulai berjalannya proses persiapan pengoperasian Pabrik, salah satunya melalui pengoperasian Terminal Khusus ini, tentunya bisa menjadi salah satu pemicu tambahan untuk ekonomi daerah.l,” ungkapnya.

“Ada 11 ribu ton Batubara dan hampir seribu ton material lainnya untuk Penunjang konstruksi pabrik 2 kami. Batubara ini merupakan Batubara olahan dan termasuk dalam golongan kelas tinggi yang didatangkan dari China” sambungnya.

Dalam proses bongkar muat dari Kapal Vessel, proses tersebut menggunakan dua unit kapal langsir berjenis tongkang dan satu kapal tugboat, serta kapal curah bermesin.

“Proses bongkar muat ini juga bekerjasama dengan TKBM Lokal, termasuk PBM yang digunakan,” terangnya.

Sebelumnya pemilik Kalla Group, Jusuf Kalla sudah dua kali meninjau pembuatan pabrik Smelter dan Terminal khusus milik PT BMS di Bua.

Jusuf Kalla menyebut smelter tersebut dibangun dengan konsep green energy dan disebut paling ramah lingkungan di Indonesia.

Ia mengatakan smelter yang dibangunnya dibawah pengerjaan PT BMS itu dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan dibangun sesuai kaidah lingkungan yang minim polusi dan dikerjakan oleh pekerja lokal.

“Di sinilah yang paling lengkap di seluruh Indonesia, pembangkitnya PLTA green energy, prosesnya juga green energy. Jadi ini cocok untuk kemajuan Indonesia dan bersih,” kata Jusuf Kalla yang akrab disapa JK, saat berkunjung ke PT BMS di Bua (15/9/2023) lalu.

Menurut JK, smelter yang dibangunnya berbeda dengan smelter lainnya di Indonesia, salah satunya yakni tidak menggunakan cerobong asap baik di listriknya maupun di pabriknya.

“Negara lain kalau pembangkitnya menggunakan batu bara tidak mau mereka mengambil ke kita, jadi di sini satu-satunya di Indonesia proses awal hingga akhir menggunakan proses hijau, cari di mana-mana di Indonesia pasti tidak ada, itulah kelebihan di sini,” ucap Jusuf Kalla

Kapasitas produksi dari PT BMS ini, 33.000 ton nikel per tahun, pembangunan untuk pabrik 1 sudah mulai rampung dan diperkirakan akan beroperasi Januari 2024 mendatang. (Ismail)