Merasa Tak Diprioritaskan, Asosiasi Petani Merica Loeha Raya Tolak Sosialisasi PT Vale Indonesia

INDEKSMEDIA.ID – Melalui Pemerintah Kecamatan Towuti, PT Vale Indonesia sosialisasi di kantor Kecamatan Towuti, Luwu Tinur mengenai rencana melanjutkan kegiatan eksplorasi tambang nikel di blok Tanamalia yang sempat terhenti.

Pertemuan itu ditentang keras Asosiasi Petani Merica Loeha Raya yang bergabung dalam Aliansi Petani Lada loeha Raya, Kamis (7/9/2023). Pasalnya pertemuan itu seakan ingin membangun konflik dengan karyawan kontraktor lokal dengan mengikutkan sebagai peserta sosialisasi.

Sebelumnya, pada tanggal 2 Agustus 2023 dua perusahaan kontraktor eksplorasi PTVI yaitu PJU (Puma Jaya Utama) dan SSU (Sinar Sentosa Utama) menghentikan seluruh kegiatan eksplorasi di Blok Tanamalia atas desakan masyarakat melalui demonstrasi besar besaran yang mereka lakukan dengan alasan tidak ingin pertambangan ada di wilayah perkebunan merica milik masyarakat Loeha Raya.

Aliansi Petani Lada Loeha Raya sudah membangun komitmen bersama agar tidak ada kesepakatan selain tolak tambang dan tidak ada kesepakatan yang dilakukan di luar Loeha Raya.

“Tidak akan ada atas nama petani loeha raya apalagi Asosiasi Petani Merica Loeha Raya yang akan menghadiri pertemuan yang diadakan camat dan Vale itu. Kami sudah komitmen tidak akan ada kesepakatan yang dibangun diluar Loeha Raya, apalagi pertemuan itu rawan terjadi konflik karena mereka menghadirkan juga karyawan kontraktor lokal,” Baharuddin, Salah satu petani Loeha Raya.

Pada tanggal 5 september 2023 Camat Towuti menyurati 5 kepala desa Loeha Raya untuk menghadirkan petani merica Loeha Raya dalam sosialisasi yang ingin dilakukan pihak PT Vale di Aula kecamatan Towuti kabupaten Luwu timur.

Dari surat tersebut, Aliansi Petani Lada Loeha Raya membuat surat balasan bahwa mereka menolak keras pertemuan tersebut sebab pertemuan yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan dan Vale itu tidak dapat disebut pertemuan bermakna untuk melindungi kehidupan ribuan petani, perempuan dan anak-anak di Loeha Raya.

Selain itu masyarakat meminta pihak Vale untuk melakukan konsultasi publik di Loeha Raya jika betul mengedepankan keterlibatan masyarakat dalam melakukan pertambangan berkelanjutan.

“Kami minta Vale untuk melakukan konsultasi publik di sini (Loeha Raya) bukan diluar dari sini, karena yang berurusan dengan Vale di Blok Tanamalia adalah Kami sebagai petani, bukan siapapun dan dimanapun selain di sini,” tutur Ali Kamri Nawir, Asosiasi Petani Merica Loeha Raya.

Masyarakat merasa tidak menjadi prioritas sebab tidak pernah dilibatkan dalam konsultasi publik dengan serius oleh PTVI yang berencana ingin melakukan penambangan di dalam dan sekitar kawasan perkebunan merica masyarakat.

Hal ini membuat masyarakat geram terlebih mereka sering mendengar dari orang lain bahwa PTVI selalu mengedepankan HAM dan keterlibatan penuh masyarakat lokal dalam menjalankan sustainable mining.

“katanya Vale mengedepankan keterlibatan masyarakat lokal dan HAM dalam melakukan pertambangan. Namun selama ini mereka tidak pernah melibatkan kami dalam pertemuan mereka, apalagi membahas rencana pertambangan di area kami. Hal ini sama saja jika mereka tidak menganggap kami ada selayaknya manusia,” tutup Ali Kamri. (*)