Mengenal Bahasa dan Kebudayaan Aneuk Jamee yang Berkembang di Aceh

INDEKSMEDIA.ID – Bahasa dan kebudayaan Aneuk Jamee (Minangkabau) sudah berkembang di Aceh sejak suku mereka bermigrasi ke pesisir barat Aceh yang dimulai sekitar abad ke-17.

Dalam Adat Aceh (Zainuddin, 1961:211) menyebutkan kedatangan orang Minangkabau ke pesisir barat Aceh dimulai tatkala timbulnya Perang Padri di Minangkabau Sumatra Barat tahun 1805-1836.

Orang-orang Minangkabau menghindari diri dari malapetaka perang saudara itu dengan bermigrasi ke pantai barat Aceh.

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Aneuk Jamee disebut bahasa jamee atau jamu.

Kosa kata bahasa Jamee lebih dominan dari bahasa Minangkabau daripada bahasa Aceh. Bahasa yang diucapkan oleh masing-masing penduduk di tiap kecamatan mempunyai dialek yang berbeda.

Perbedaan dialek itu disebabkan oleh factor geografis dan pengaruh bahasa lain yang terdapat di daerah tersebut.

Etnis Aceh yang bermukim berdekatan dengan wilayah kediaman aneuk jamee umumnya mampu berkomunikasi dalam bahasa jamee tersebut, karena mudah dipahami bahasa minangkabau bercampur Aceh menyerupai bahasa Indonesia (rumpun Melayu).

Namun, bagi Aneuk Jamee, mereka kurang mengerti dan dapat menggunakan bahasa Aceh. Jika dilihat dari kecenderungan apabila orang Aceh menyapa orang Aneuk Jamee menggunakan bahasa Aneuk Jamee, sedangkan bila orang Aneuk Jamee menyapa orang Aceh akan menggunakan bahasa Indonesia.

Hal ini dipengaruhi antara lain oleh faktor rasa sungkan Aneuk Jamee jika berbicara dengan bahasa Aceh karena banyak kesalahan kosa kata, bagi orang Aceh sendiri, mereka suka mencampur-adukkan bahasa Aneuk Jamee dengan bahasa Indonesia kalau mereka tidak mengetahui kosa kata yang tepat. (*)