Mengenal Alat Musik Teganing Asal Aceh

INDEKSMEDIA.ID – Lihat dari letak geografis dataran tinggi gayo yaitu kabupaten Aceh Tengah yang beribu kota Takengon, banyak terdapat gunung dan bukit–bukit di sekitarnya, yang mana tanahnya subur.

Di lereng gunung dan bukit-bukit tersebut banyak lembah-lembah, di lereng gunung banyak ditumbuhi  pohon-pohon bambu.

Pohon bambu di lereng gunung banyak ragamnya, di antaranya pohon bambu yang dijadikan alat musik Teganing. Pohon bambu di daerah Gayo disebut Oloh untuk alat musik Teganing. Pohon bambu yang di buat Namanya Bambu Regen (Oloh Regen). 1500 tahun lalu nenek moyang suku Gayo sudah mengenal musik yang terbuat dari bambu, salah satunya yaitu Teganing.

Di dataran tinggi Gayo khusus di kampung Pendere Saril Kecamatan Bebesen, yang dibuat pengkarya, yaitu Yusrizal, warga desa Pendere Saril Kecamatan Bebesen.

Dia mengajar di rumah pribadi untuk kegiatan sanggar dan penyebarannya melalui sebuah sanggar yang dia bina, yaitu sanggar Oloh Guwel, untuk Pelestariannya.

“Pada 1 januari 2006 saya membuat sanggar yang dinamai Sanggar Oloh Guwel, melalui sanggar ini saya melestarikan alat musik yang terbuat dari bambu yang di sebut dengan nama Teganing,” katanya.

Teganing adalah alat musik yang mengiringi tarian tradisional dalam penjemputan dan bernyanyi atau berlagu untuk mengiringi musiknya.

“Dan upaya pelestariannya sering ikut dalam even-even nasional sudah 4 kali mewakili Provinsi, syukur Alhamdulillah,” ujarnya.

Di lokal dan di tingkat Nasional mendapatkan nama dan juara baik di tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Selanjutnya pelestarian melalui acara pengiringan tari tradisi Gayo, dalam acara perkawinan.

“Saya juga menerima undangan Dari Universitas Seni Budaya Jhanto Aceh, guna memberi Worshop pada Mahasiswa di kampus ISBI Jahtho dan ini dilaksanakan 2 Kali,” jelasnya.

Selanjutnya para Dosen S2 ISBI  magang di tempatnya di Pendere Takengon, kemudian pernah sudah Mengikuti Festival musik Krawetan Indonesia, 2 kali secara langsung yang di pentaskan di Jakarta, yang dilaksanakan Kementrian PDDK dan Kebudayaan.

“Alhamdulilah 2018 mendapatkan musik terbaik Indonesia dan 2019, Juga dilaksankan di Jakarta juga mendapat juara Arsitek terbaik, kemudian ikut Festival 2020 Musik Tradisi Teganing mengiringi 3 Lagu Nusantara mendapat juara 3 dan kemudian festival musik tradisi Indonesia lolos mewakili Provinsi Aceh,” pungkasnya. (*)