Sejarah Makepung, Atraksi dari Bali, Berawal dari Permainan Petani

INDEKSMEDIA.ID – Makepung yang dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran, adalah tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana.

Tradisi ini awalnya hanyalah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak dan dikendalikan oleh seorang joki. Atraksi ini dikenal masyarakat sekitar tahun 1920-an.

Makin lama, kegiatan yang semula iseng itu pun berkembang dan makin diminati banyak kalangan. Kini, Makepung telah menjadi salah satu atraksi budaya yang paling menarik dan banyak ditonton oleh wisatawan termasuk para turis asing.

Tak hanya itu, lomba pacu kerbau ini pun telah menjadi agenda tahunan wisata di Bali dan dikelola secara professional.

Sekarang ini, Makepung tidak hanya diikuti oleh kalangan petani saja. Para pegawai dan pengusaha dari kota pun banyak yang menjadi peserta maupun supporter.

Suasana pun menjadi sangat meriah dengan hadirnya para pemusik jegog (gamelan khas Bali yang terbuat dari bambu) untuk menyemarakkan suasana lomba.

Makepung adalah istilah dalam bahasa Bali yang artinya lomba balap kerbau, sebuah tradisi kaum petani yang kini masih tetap hidup di daerah Jembrana.

Ketika mulai dilombakan pada tahun 1970-an, aturan dan kelengkapan dalam makepung ikut mengalami beberapa perubahan.

Misalnya, kerbau yang tadinya hanya seekor, sekarang menjadi sepasang. Kemudian, cikar atau gerobak untuk joki yang dulunya berukuran besar, kini diganti dengan yang lebih kecil.

Kerbau peserta Makepung, sekarang juga lebih ‘modis’ dengan adanya berbagai macam hiasan berupa mahkota yang dipasang di kepala kerbau dan bendera hijau atau merah di masing-masing cikar.

Sementara, arena makepung berupa track tanah berbentuk ‘U’ sepanjang 1 – 2 km.

Atraksi makepung bertempat di jalan sawah sepanjang 2 km, tempat terbuka, untuk memudahkan penonton. Sarana terdiri dari: 1) sepasang kerbau yang disebut kerbau paduan;

2) gelinding yang lazim disebut cikar, dibuat khusus untuk makepung; 3) Ugo, sepotong kayu untuk tempat sarad cikar dan bergantungan pada leher kerbau sebagai penyanggah, berbentuk ukiran naga memakai lis perak;

4) gagak terletak di tengah-tengah berfungsi memegang sarad, sebagai tiang umbul-umbul atau panji;

5) hiasan kerbau pada kepala disebut Rubbung, berbentuk Rubbung tari Barong, dibuat dari kulit sapi yang diukir; 6) hiasan leher kerbau disebut keroncongan, bentuknya mirip genta dibuat dari gongsang;

7) hiasan tanduk kerbau dibungkus dengan kantong kain merah; 8) pakaian yang digunakan oleh pengendara pacuan kerbau (makepung), sesuai pakaian khas Jembrana.

Perlu pula diketahui pada saat lomba untuk pembentukan identitas masing-masing blok atraksi makepung ditandai dengan; blok Barat menggunakan umbul-umbul warna kehijau-hijauan dan blok Timur dengan umbul-umbul warna kemerah-merahan dan seragam joki berbeda. (*)