Islam dan Era Modern Menurut Muhammad Husein Thabathaba’i (Part 2)

INDEKSMEDIA.ID – Jelaslah bahwa kodrat manusia itu sama dan akan tetap sama selama manusia itu ada, tanpa memandang tempat dan waktu atau jalan hidupnya.

Alam telah meletakkan di hadapan mereka sebuah jalan, yang mungkin mereka menerimanya atau menolaknya.

Atas dasar ini, pertanyaan yang disebutkan di atas (pada bagian 1) dapat diajukan sebagai berikut:

Jika manusia bertindak sesuai dengan jalan yang ditunjukkan oleh alam, apakah ada jaminan bagi mereka untuk mencapai kebahagiaan, dan kebahagiaan seperti apa yang dituntut oleh kenaturalan mereka?

Islam adalah jalan alam (fitrah) dan, oleh karena itu, adalah jalan yang abadi dan tidak berubah untuk diikuti umat manusia.

Hukumnya yang tidak dapat diubah menegaskan keinginan manusia yang sah, alami dan fisik, dan membimbingnya menuju tempat tinggal tertinggi dari kegembiraan dan kebahagiaannya. Al-Qur’an mengatakan:

Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama, sebagai seorang yang beriman (sesuai) fitrah Allah yang menjadi sumber umat manusia. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Itulah agama yang benar… (30:30).

Kita mengetahui bahwa ada berbagai jenis makhluk hidup di seluruh dunia ciptaan. Tiap-tiap mereka memiliki masa hidup dan arah perkembangan tertentu.

Kesejahteraan dan kebahagiaan mereka bergantung pada kemampuan mereka untuk melawan dan memerangi unsur-unsur berbahaya dan destruktif yang menghadang mereka dalam periode bertahan hidupnya yang singkat.

Artinya, organisme hidup dapat mencapai tujuannya dan memilih jalan bertahan hidup dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tergabung dalam strukturnya tanpa banyak kesulitan.

Selama perkembangan biologisnya, biji gandum harus me- lewati tahap-tahap tertentu untuk mendapatkan pertumbuhan akhirnya.

Bagian penyusunnya dan mekanisme biologisnya dengan bereaksi terhadap kondisi lingkungan tertentu dan dengan menyerap unsur-unsur spesifik tertentu dalam proporsi tertentu yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya, membimbingnya menuju tujuan akhir kedewasaan.

Bibit gandum tidak pernah mengubah mode pertumbuhan dan perkembangan alaminya yang telah diadopsinya.

Tidak mungkin tanaman gandum, setelah tahap perkembangan ter- tentu, tiba-tiba mengubah jalurnya untuk mengadopsi jalur pohon apel dan mulai menumbuhkan cabang, daun, dan bunga.

Ia juga tidak tiba-tiba mengubah jalannya menjadi burung pipit dan mulai menumbuhkan bulu dan paruh serta mulai mengepakkan sayapnya untuk terbang. Ini adalah hukum umum dan universal yang berlaku di tiap-tiap bidang kehidupan. Manusia pun juga tidak luput darinya.

Dalam perjalanan alami kehidupannya, manusia juga harus melewati tahap-tahap tertentu yang pasti dan melekat untuk mencapai tujuan kesempurnaan dan mencapai summum bonum mereka.

Aturan mereka dirancang sedemikian rupa sehingga dengan bantuan sarana dan sumber daya yang tersedia dan sesuai, mereka dapat mencapai kedewasaan tertinggi.

Mengenai ciri petunjuk alam yang umum ini, Al-Qur’an mengatakan:

Tuhan kami adalah Dia yang memberikan segala sesuatu kepada ciptaannya, kemudian membimbingnya. (20:50).

Menggambarkan adanya petunjuk pada manusia, dikatakan:

Demi jiwa, dan Apa yang membentuknya dan mengilhaminya [dengan kemampuan untuk membedakan antara] kefasikan dan ketakwaan akan Allah, makmur lah dia yang menyucikan jiwa itu, dan merugilah orang-orang yang mengotorinya. (91:7-10). (*)