Hangatkan Kota Palopo, Komunitas Kampung Kapurung Gelar Festival Sastra Sebagai Alternatif
INDEKSMEDIA.ID — Adalah Kampung Kapurung, salah satu komunitas literasi di Kota Palopo, yang menggelar pertemuan para generasi sastrawan muda Luwu Raya.
Festival sastra yang diinisiasi oleh Kampung Kapurung tersebut dilaksanakan pada Sabtu (29/7) malam, di salah satu cafe Kota Palopo.
Pertemuan hangat dan meriah dengan tema “Sastra Sebagai Alternatif” itu dipandu oleh penggagas komunitas Kampung Kapurung, Dr. Andi Karman, dibuka langsung oleh Rektor Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada (IKB KJP) Kota Palopo, Prof. Rusdiana Junaid.
Dalam pembukaannya, Rektor KJP menerangkan bahwa sastra, sebagai kunci dari tema tersebut, mengandung banyak arti.
“Sastra dapat dimaknai sebagai solusi atas ragam persoalan yang hadir saat ini. Karena sastra memiliki arti ungkapan rasa, cita, karsa manusia, dalam bentuk lisan dan tulisan,” terang Prof. Rusdiana dalam pembukaannya.
Di samping itu, Dr. Andi Karman, selaku penggagas komunitas Kampung Kapurung menerangkan bahwa perjumpaan dengan aneka persembahan itu dilakukan guna membangkitkan semangat masyarakat, terkhusus untuk para generasi muda dan pecinta sastra.
Tak hanya itu, dosen Universitas Cokroaminoto Palopo itu mengharapkan agar sastra seharusnya lebih banyak lagi memberi kontribusi yang besar terhadap perkembangan sejarah masyarakat yang penuh dengan makna-makna terpendam.
“Kita melakukan ini, selain menjadi agenda kebudayaan dan ruang silaturrahmi antar orang-orang tua dan pemuda yang cinta akan budaya, juga untuk memantik minat di bidang sastra,” terang Andi Karman.
“Sastra merupakan salah satu kecenderungan manusia yang luhur. Karena itu, tentu saja tujuan kita menggelar kegiatan ini adalah menguatkan kembali dunia sastra di kota Palopo yang kaya potensi, mulai dari mahasiswa, alumni, dosen, dan penggiat sastranya,” tambahnya.
Beberapa penampilan yang disajikan dalam acara tersebut di antaranya puisi dengan judul; Kepada Cinta (oleh:Rosmini), Kau ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana (Nurul), Sebuah Jaket Berlumur Darah (Saskia), Kiblatku Untukmu (Hafsah), Ibu (Nurfaninghat Rachman), Setangkai Tubuh Kota dan Walasuji (oleh: Putri A.S), Dongeng Marsinah (Afgansyah), Sorowakoku Sayang, Sorowakoku Malang, (Rismawati Sudirman).
Selain puisi, juga ada monolog yang disajikan oleh Lisa Elviana, dan cerpen yang dipersembahkan oleh Hikmah, “Sepotong senja untuk Pacarku.”
Panggung hangat itu juga dimeriahkan oleh Dr. Rustan Santaria, dengan persembahan puisi berjudul “Harapan“. Juga hadir sastrawan muda dengan puisinya yang tajam, Desrawan dan Kamal Khatib. Ditutup oleh Hasnawati Kasim dengan puisi “Perjalanan Kubur” karya Sutardji C. Bachri dan “Atas Nama Cinta” karya Rahman La Baranjang. (*)