Sejarah Arsitektur Tradisional Bawean di Jawa Timur

INDEKSMEDIA.ID – Sejarah lumbung (durung) yang ada di depan rumah tradisional orang Bawean bermula dari masyarakat agraris pada awal Islam di Bawean.

Sekitar abad 16 Masehi, untuk menyimpan padi.

Agar aman padinya tidak dimakan tikus, maka pada lumbung diberi penghalang di tiap sudut bagian atas, sehingga tikus tidak dapat masuk.

Rumah ram-raman juga disebut rumah papan, karena dibuat dari papan kayu.

Bagian depan atau jajaran jeruji kayu berjajar memanjang menutup bagian depan, dengan ukuran tinggi separoh tingginya rumah bagian depan.

Rumah demikian merupakan warisan turun-temurun dari pendahulu masyarakat Bawean.

Rumah Ram-raman dan lumbung yang dinamakan during di Bawean merupakan karya kreasi masyarakat agraris di Bawean.

Oleh karena tanah pertanian tersebut kurang subur, maka diusahakan lumbung penyimpanan bahan pangan.

Supaya terhindar dari hama tikus dibuatlah lumbung (durung) dengan diberi penghalang yang dinamakan jelapang dari kayu.

Dalam mendirikan rumah orang memakai perhitungan, setelah tempat ditentukan.

Perhitungan tersebut menyangkut hari dan pasaran yang masing-masing mempunyai nilai.

Ahad bernlai 5, Senin, Selasa 3, Rabu 7, kamis 8, Jumat 6, Sabtu 9. Adapun hari pasaran Paing bernilai 9, Pon 7, Wage 4, Kliwon 8, Manis 5.

Kedua hari disatukan maka mengandung arti : Soka (thiang), Teje (kuat, mulia), Lara (sakit), Bicara (jadi pembicaraan), Pati (mati). Hari Selasa Kamis (3 + 5) : bernilai 8, maka menurut perhitungan jatuh pada lara, : sakit. (*)