Ini Arsitektur Tradisional Masyarakat Aceh Tamiang

INDEKSMEDIA.ID – Arsitektur untuk rumah tradisional berbebeda untuk setiap wilayah di Indonesia.

Hal ini dipengaruhi oleh, adat istiadat, kebiasaan, budaya, serta kepercayaan masyarakat tersebut. Salah satunya Aceh Tamiang.

Arsitektur tradisional masyarakat Aceh Tamiang hampir sama dengan rumah tradisional masyarakat melayu lainnya di Sumatera Utara.

– Rumah panggung, bertiang empat persegi, banyaknya tiang rumah induk 9 atau 12, berbungan panjang agak melengkung sedikit di tengah, bubungan dapur terpisah dan agak rendah sedikit dari bubungan rumah induk.

– Tinggi rumah induk sekerunjong (sepenjangkauan orang dewasa) atau bertangga tujuh tengkah.

Manju, serambi muka dan dapur tingginya separas, tetapi lebih rendah kira kira 30 cm dari rumah induk.

– Rumah diusahakan menghadap ke Barat, atau kalau rumah berada di pinggir sungai maka rumah harus menghadap ke sungai karena adalah pemali (tabu) bagi warga suku perkauman Tamiang kalau bubungan rumahnya melintang sungai.

– Pemberian ukiran (relief) ataupun lukisan hanya dibuatkan pada pe miping (penahan angin) dan papan yang membatasi tinggi antara serambi dengan rumah induk.

Jenis ukiran ataupun lukisan hanyalah berbentuk daun daun kayu, bunga ataupun sejenis akar akaran yang merambat.

Jenis lainnya hanya berupa motif ukiran simetris yang saling sambung yang dinamakan “awan berarak”.

– Di bawah rumah selalu ada lesung (lesung kaki maupun lesung tangan) untuk para dara menumbuk padi.

– Kandang ternak, ayam, kambing ataupun lembu diletakan jauh di belakang rumah. (*)