YLLI dan PPS Adakan Diskusi Soal Lingkungan Hidup dan Kehutanan
“Orang Belanda menyebut kayu lara sebagai kayu angin. Orang Belanda menanam kayu itu untuk memecah angin atau mencegah terjadinya angin puting beliung di wilayah itu. Lantas kenapa kita merusak hutan itu?,” tanyanya.
Ismail mengungkapkan hutan pada dasarnya memiliki potensi untuk mengembangkan usaha, tanpa harus merusaknya pun dapat memberi kontribusi kepada masyarakat.
“Di dalam hutan banyak sumber daya yang bisa dikelola masyarakat, termaksud hutan kita potensial untuk dikelola. Namun perlu manajemen dan kolaborasi dari pemerintah baik dukungan kebijakan atau anggaran,” tandasnya.
Di akhir materinya Ismail kembali menyebutkan kerusakan hutan dan lingkungan saat ini kerap terjadi sebab faktor ketidaksadaran atau keserakahan manusia sehingga apa yang dilakukannya telah merusak hutan dan lingkungan.
Olehnya itu, melalui kegiatan tersebut Direktur Yayasan Lestari Lingkungan Indonesia mengajak semua pihak agar senantiasa menjaga dan melestarikan hutan dan lingkungan. (*)