Mary Daly dan Sekelumit Pandangan Ihwal Teologi Feminis

Karya utamanya yang pertama, The Chruch and the Second Sex, menggemakan banyak gagasan Simon de Beauvoir, akan tetapi menerapkannya pada sejarah dan teologi Gereja.

Dia menyerukan reformasi Gereja dan penafsiran ulang atas agama Kristen di sepanjang garis feminisme kesetaraan.

Namun, karyanya yang paling terkenal adalah Beyond God the Father.

Dalam karya ini Daly berpendapat bahwa konsep Kristen tentang Tuhan adalah androsentris yang tidak dapat ditebus, dan dia menciptakan slogan teologi feminis yang seringkali dikutip;

“Jika Tuhan adalah laki-laki, maka laki-laki
adalah Tuhan.”

Dominasi laki-laki dalam pemikiran Kristen
lebih lanjut dituntut oleh doktrin Tritunggal, yang menurutnya Kristus laki-laki adalah “Tuhan Anak‟, pribadi kedua Trinitas, dan pribadi pertama Trinitas adalah “Tuhan Bapa‟.

Sebaliknya, Daly mengusulkan agar Tuhan dianggap secara non-pribadi sebagai dasar dari semua makhluk, seperti yang diajarkan oleh Paul Tillich.

Karya besar Daly berikutnya, Gyn/Ecology, benar-benar memisahkan diri dari Kekristenan dengan penolakan atas Tuhan demi Dewi dan pemujaan ilmu sihir sebagai pengetahuan esoteris dari budaya matriarkal sebelumnya.

Dia juga menegaskan kembali dukungannya atas gerakan lesbianisme dan penolakan terhadap ke-saling-melengkapi-an antara maskulin dan feminin.

Ini diikuti oleh penerbitan karya yang bahkan lebih radikal, Pure Lust, di mana nafsu diubah menjadi kebajikan yang melaluinya “pemberdayaan penuh” harus dicapai. (*)