INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Kenali Secara Singkat 3 Gelombang Gerakan Feminisme

Ilustrasi: simbol feminisme (kolase)

Jadi, feminisme, terutama dalam bidang gerakan sosial dan politik, tidak mengherankan, bahwa menemukan ekspresi inti filosofisnya yang diambil dari bentuk filsafat sosial-politik.

Feminisme pada tahun 1960-an dan 70-an disebut sebagai “gelombang kedua”.

Hal ini ditandai dengan adanya gerakan radikalisasi.

Saat feminis gelombang-pertama menyerukan agar diakhirinya diskriminasi hukum terhadap perempuan sehingga tidak akan ada perbedaan hukum antara status laki- laki dan perempuan, feminis gelombang-kedua muncul untuk meneropong konsep peran sosial laki-laki dan perempuan.

Hal itu mesti ditemukan pada patriarki dan menyerukan penghapusan keduanya.

Feminisme gelombang-ketiga tahun 1980-an dan 90-an ditandai dengan penolakan terhadap segala jenis esensialisme.

Kaum feminis sebelumnya telah membuat pernyataan umum tentang perempuan, yaitu eksploitasi mereka dan bagaimana mereka harus melakukan pembebasan.

Feminis gelombang-ketiga berpendapat bahwa implikasi alami dari penolakan ide-ide tradisional tentang gender adalah realisasi keragaman tipe feminin di antara perempuan dari ras, kelas, kebangsaan, dan orientasi seksual yang berbeda.

Feminis gelombang-ketiga menggalakkan suatu visi pembebasan di mana terdapat pluralitas yang luas daripada cita-cita tunggal perempuan yang dibebaskan.

Pembebasan dipandang sebagai keragaman dalam pilihan yang tersedia untuk hubungan seksual dan peran gender.

Perlu diketahui, ada pembagian lain dari tipe feminism yaitu: liberal, radikal, sosialis dan postmodernis. (*)