INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Kenali Secara Singkat 3 Gelombang Gerakan Feminisme

Ilustrasi: simbol feminisme (kolase)

INDEKSMEDIA.ID — Para penggerak perempuan di Barat ternyata tidak hanya berputar pada isu domestikasi perempuan semata, tetapi juga masuk ke dalam pemikiran politik feminisme

Pemikiran politik feminisme Eropa dimulai dengan hadirnya Marxisme.

Menurut Marx dan Engles, sistem kelaslah yang menjadi sumber adanya segala penindasan.

Dan keluarga adalah lembaga sosial yang mencerminkan sistem penindasan itu.

Berbagai seruan penghapusan keluarga tidak dapat dipisahkan dari seruan penghapusan sistem kapitalis dan penggantiannya dengan komunisme.

Ketika beberapa kaum feminis mendukung pandangan Marxis yang kurang lebih ortodoks soal keluarga, feminis lain telah berusaha keras untuk menempatkan peran gender dalam basis pemikiran politik mereka.

Alih-alih melihat keluarga sebagai cerminan dari sistem produksi kapitalis yang mendasarinya, justur mereka berpandangan bahwa kapitalisme sebagai akibat dari sifat patriarki yang menindas.

Kate Millet, seorang aktivis dalam “Gerakan Pembebasan Perempuan‟ pada akhir 1960-an, mengklaim bahwa struktur penindasan yang paling masuk dan berpengaruh di tengah masyarakat bukanlah kapitalisme, tetapi dominasi laki-laki.

Perkembangan feminisme acapkali dibagi menjadi tiga gelombang yang masing-masing diasosiasikan dengan ciri khas tuntutan politik.

Gelombang pertama dituturkan mencakup gerakan emansipasi dan sosialis dari abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Selain The Origin of the Family (1884) karya Engles dan The Subjection of Women karya Mill (1869), berbagai tulisan dan pidato seorang anarkis Amerika kelahiran
Rusia, Emma Goldman (2869-1940), termasuk di antara pernyataan filosofis utama dari pemikiran feminis pada periode ini, yang terkadang juga diperluas hingga mencakup karya de Beauvoir.