Who I Am? Caritanna Pea Luwu: Mengenal Identitas Masyarakat Luwu Melalui Cerita Rakyat

Cerita Rakyat Luwu

Anak Nelayan Dan Ikan Tenggiri

Kisah ini menceritakan tentang awal mula dari sebab sebagian masyarakat Luwu tidak mengkonsumsi ikan Tenggiri atau di kenal dengan ikan Sori di tengah masyarakat Luwu.

Dahulu kala di daerah Luwu, hiduplah seorang lelaki tua dan anak kecil, mereka tinggal di sekitar muara. Pekerjaan lelaki tua itu sebagai nelayan, setiap hari lelaki tua itu menjalankan aktivitasnya sebagai nelayan. Hasil tangkapannya kemudian di jual.

“Ikan…Ikan, beli ikannya! teriak si anak kecil ketika menjual dagangannya.

Dengan hati gembira, anak nelayan itu pulang membawa hasil jualannya.

“Bapak..Bapak! ini hasil jualan saya!. Sembari memberi hasil jualannya kepada bapaknya.

“Ambillah sebagian nak untuk kau gunakan jajan!. Sisanya digunakan untuk biaya hidup kita.

Keesokan harinya, lelaki tua itu mengajak anaknya untuk berziarah ke makam ibunya. Berangkatlah mereka berdua, kemudian memanjatkan doa untuk almarhum ibunya.

Maka berdoalah anak tersebut dan memohon ampunan untuk segala dosa ibunya.

“Ya allah, selamatkanlah ibu ku!”.

Selanjutnya bapak tersebut memeluk erat anaknya dan berkata:

“Nak, jika esok aku telah tiada, maka lanjutkanlah pekerjaan ini. Peliharalah perahu itu!”. Pinta sang bapak ke anaknya”.

Di suatu pagi yang cerah, mereka berdua berniat untuk berangkat kerja (memancing ikan). Di tengah perjalanan, tidak di sangka-sangka datanglah musibah, perahu yang mereka tumpangi tenggelam. Mereka berdua terombang-ambing dan berpisah satu sama lainnya.

“Tolong, tolong!” Teriak si anak”.

Namun tidak seorangpun yang mendengar suara anak tersebut.

Beberapa jam kemudian, ditemukan bapak anak itu meninggal dunia, sementara anaknya diselamatkan oleh ikan Tenggiri. Ikan tersebut membawa sang anak ke tepi laut.

Ketika sang ikan hendak kembali ke laut, maka berkatalah anak tersebut kepada sang ikan.