INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Ciri-ciri Teater Tradisional Dulmuluk dari Palembang

Teater Dulmuluk. (1001 indonesia)

INDEKSMEDIA.ID – Banyak kesenian yang dimiliki Indonesia, termasuk kesenian teater tradisional.

Satu diantara kesenian teater tradisional ialah Dulmuluk asal Palembang.

Artikel ini akan menjelaskan ciri-ciri dari Teater Tradisional Dulmuluk dari Palembang.

Teater Tradisional Dulmuluk mempunyai beberapa ciri ciri yang membuatnya berbeda dengan teater tradisional lainnya.

Ciri tersebut ialah sebagai berikut:

• Dialognya seringkali mengunakan pantun atau syair.

• Peranan wanita diperankan oleh laki-laki, atau tepatnya hanya laki-laki yang bermain.

• Di awal dan di akhir pertunjukan dulmuluk terdapat nyanyian dan tarian yang bernama “Beremas”.

• Dalam pertunjukan dulmuluk, menampilkan kuda dulmuluk sebagai ciri tersendiri.

• Adanya tarian dan nyanyian di dalam pertunjukan dulmuluk yang digunakan sebagai simbol, contohnya seperti saat sedih, senang, marah, atau pun mengungkapkan isi hati biasanya diungkapkan sambil berdendang dan menari.

• Cerita dulmuluk hanya menceritakan dua syair, yaitu syair Raja Abdul-muluk dan syair Zubaidah Siti.

Dalam tata pementasan para pelakon Dulmuluk sebelum pertunjukan dimulai berkumpul di suatu tempat khusus yang disebut kebung untuk berpakaian dan bersolek sesuai watak-watak tokoh yang akan diperankan.

Sebelum pertunjukan dilakukan doa selamat dengan menyiapkan seperangkat hidangan yang terdiri dari nasi gemuk, sebutir telur dan seekor ayam panggang dan dupa/ kemenyan yang dibakar dipedupaan.

Setelah dibacakan doa, nasi dan lauk dibagi rata sebagai penyempurna syarat upacara.

Salah satu pemain sebagai pemeran utama bernama Sultan Abdul Muluk.

Seorang anggota yang menjadi pimpinan menyanyikan lagu bekisoh dari dalam kebung.

Setelah itu seorang demi seorang pelakon keluar dari kebung untuk melaksanakan upacara Beremas atau salam pembuka kepada penonton, setelah selesai pemain kembali masuk kebung.

Selanjutnya adegan demi adegan berlangsung sesuai jalan cerita.

Setiap pemain seni pertunjukan Dulmuluk dituntut kemampuannya untuk dapat bernyanyi sesuai dengan tuntutan perannya.

Sebelum tahun 1972 pertunjukkan Dulmuluk dilakukan di lapangan terbuka dimana penonton berada di arena, kemudian mulai tahun 1972 pertunjukkan dilakukan di atas panggung supaya penonton yang berada di depan panggung lebih fokus menikmati pertunjukkan Dulmuluk.

Pesan moral disampaikan melalui hadam semacam syiar-syiar Islam, mengaji, dll. (*)