Andi Djemma, Sosok Pemberani Tana Luwu yang Perlu Ditauladani
INDEKSMEDIA.ID – Andi Djemma salah satu pahlawan asal Tana Luwu yang sangat disegani dan dihormati atas keberanian dan kepiawaiannya dalam menjalankan kepemerintahan kedatuan Tana Luwu.
Andi Djemma adalah datu Luwu yang ke XXXVI, lahir di Palopo 15 januari 1901 dan meninggal pada tanggal 23 februari 19665 pada usia 64 tahun.
Terlahir dari keluarga kerajaan datu Luwu, menjadikan Andi Djemma sebagai sosok yang sederhana dan memiliki jiwa patriotisme tinggi kepada bangsa Indonesia.
Sewaktu kecil Andi Djemma menempuh pendidikan formalnya di Inlandsche School atau sekolah dasar lima tahun di palopo.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Inlandsche School beliau melanjutkan pendidikannya di dalam istana kedatuan.
Semasa muda Andi Djemma meniggalkan kemewahan yang ia miliki sebagai keturunan raja dan lebih memilih untuk berjuang melawan penjajajah atas dasar kecintaannya kepada Indonesia.
Andi Djemma diangkat menjadi datu luwu menggantikan Andi kambo yang tidak ;ain adalah ibu dari Andi Djemma pada tahun 1935.
Ada dua golongan yang pro dan kontra terhadap pengangkatan Andi Djemma sebagai datu Luwu.
Golongan yang berpihak kepada Belanda tidak setuju dengan penganggkatan Andi Djemma menggantikan sang ibu sebagai datu.
Akan tetapi di lain sisi Andi Djemma sangat didukung penuh oleh masyarakat Luwu hingga tersebar isu bahwa jikalau Andi Djemma tidak diangkat menjadi datu akan terjadi kerusuhan yang di Tana luwu.
Ketika menjadi datu Luwu, Andi Djemma mendirikan sebuah organisasi yang bernama Gerakan Soekarno Muda.
Dibawah kepemimpina Andi Djemma kerajaan Luwu merupakan kerajaan pertama di Sulawesi Selatan yang menyatakan bergabung dengan Negara kesatuan republik Indonesia.
Pada 19 agustus 1945 Andi Djemma mendengar kabar bahwa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya.
Setelah itu Andi Djemma memerintahkan seluruh masyarakat Tana Luwu untuk menyebarkan informasi tersebut.
Awal mula konflik yang terjadi antara pasukan Andi Djemma dengan pasukan penjajah adalah ketika pasukan sekutu datang ke Palopo.
Meskipun sebelumnya pasukan sekutu telah memiliki kesepakatan dengan Andi Djemma yaitu kedatangan mereka hanya untuk melecuti senjata pasukan Jepang.
Namun selama waktu berjalan pasukan sekutu dibawah pimpinan brigjen Chilton menebarkan teror kepada masyarakat Luwu untuk tunduk dan patuh terhadap perintah pasukan NICA.
Pada tanggal 17 januari 1946 Andi Djemma membentuk dewan keamanan rakyat yang tujuannya adalah untuk melawan tentara NICA yang sikapnya semakin tidak terkontrol dan tidak sesuai dengan tujuan awal mereka datang ke Luwu.
Tepat pada 21 januari 1946 kemarahan Andi Djemma sudah tidak tertahan lagi karena pasukan NICA yang melakukan kekacauan di Bua dengan mengobrak-abrik masjid dan merusak Al-Quran.
Menyikapi sikap pasukan NICA yang telah berbuat seperti itu, Andi Djemma sebagai datu Luwu mengeluarkan ultimatum tentara NICA agar pasukan Brigjen Chillton meninggalkan kota Palopo.
Mengetahui kabar dirinya telah diultimatum oleh Andi Djemma, brigjen chillton tidak menghiraukanya, aakhirnya pada 23 januari 1946 perang pun tak bisa dihindarkan.
Andi Djemma sebagai datu Luwu turun tangan memimpin peperangan melawan para tentara NICA.
Peperangan yang terjadi pada hari itu pun dikenal sebagai hari perlawanan semesta rakyat luwu.
Peperangan yang terjadi antara pasukan sekutu dengan pasukan Andi Djemma merupakan peperangan dengan yang meletus dengan sepanjang tidak kurang dari 200KM.
Dengan lokasi peperangan yang amat sangat luas itu menjadikan tentara sekutu mengalami kesulitan.
Meskipun peperangan yang berlangsung tersebut di menangkan oleh tentara sekutu akan tetapi atas keberanian dari Wija to Luwu/Andi Djemma yang melakukan stateman dan langkah-langkah dalam menyikapi tindakan tentara kolonial yang memperlakukan masyarakat Luwu dengan semena-mena beliau dikenang sebagai datu yang sedang berdiri dan membela rakyatnya yang sedang ditindas oleh tentara kolonial.
Perjuangan dan keberanian Andi Djemma dalam melawan serta mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia menjadikannya dianugerahi sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia pada 08 November 2002 oleh Presiden Republik Indonesia.
Penulis: Andi Muhammad Yusuf
Artikel ini merupakan kontribusi dari lomba penulisan budaya yang diselenggarakan indeksmedia.id dengan tema “Menumbuhkan Budaya Mentradisikan Literasi.”
Disclaimer: indeksmedia.id tidak bertanggung jawab atas isi konten. Kami hanya menayangkan opini yang sepenuhnya jadi pemikiran narasumber. (*)