4 Tes untuk Mendiagnosis Alergi Makanan

INDEKSMEDIA.ID – Jika kalian ingin mengetahui menderita Alergi Makanan atau tidak, bisa lakukan tes.

Artikel ini akan membahas 4 tes Alergi Makanan yang bisa kalian coba dan konsultasikan.

Namun, untuk melakukan 4 tes Alergi Makanan ini, kalian harus berkonsultasi dengan dokter.

Berikut 4 tes Alergi Makanan

1. Tes paparan alergen secara oral

Pada tes ini, dokter akan memberikan Anda makanan yang diduga menyebabkan alergi dalam jumlah kecil.

Makanan juga bisa diberikan dalam bentuk kapsul. Nantinya, jumlah yang diberikan akan semakin banyak.

Selama itulah dokter mengawasi untuk melihat adanya reaksi alergi yang muncul.

Bila tidak ada reaksi alergi yang terjadi selama menjalani tes ini, maka makanan tersebut aman dan masih bisa Anda konsumsi dalam menu sehari-hari.

2. Tes kulit

Tes kulit alergi juga kerap dijalani oleh pasien untuk menentukan diagnosis alergi makanan.

Pada tes ini, dokter akan meletakkan sejumlah kecil ekstrak dari makanan penyebab alergi pada kulit punggung atau lengan bawah.

Setelah itu, kulit ditusuk dengan jarum agar zat dari makanan tersebut masuk ke bawah kulit.

Anda kemungkinan besar memiliki alergi terhadap zat yang sedang diui jika mengalami benjolan atau merasakan gatal di sekitar area yang ditusuk.

Meski demikian, adanya reaksi belum cukup untuk benar-benar mengonfirmasi alergi makanan.

3. Tes darah

Tes darah bertujuan untuk mengetahui respons sistem kekebalan Anda terhadap makanan tertentu dengan memeriksa antibodi imunoglobulin E yang ada dalam darah.

Imunoglobulin E (IgE) adalah antibodi yang dihasilkan tubuh ketika terpapar dengan alergen yang nantinya akan menimbulkan reaksi berupa gejala alergi seperti gatal-gatal atau sakit perut.

Saat pemeriksaan, dokter akan mengambil sampel darah dari vena di lengan menggunakan jarum kecil.

Darah yang diambil dikumpulkan ke dalam tabung atau botol reaksi. Tes ini hanya akan memakan waktu kurang lebih lima menit.

4. Diet eliminasi

Berbeda dari tes lainnya, diet eliminasi akan memakan waktu yang lebih lama karena menyangkut dengan pola makan Anda sehari-hari.

Pada diet ini, Anda harus mengeliminasi beberapa kelompok makanan yang dicurigai dapat menyebabkan alergi selama dua sampai enam minggu.

Sebagai contoh, Anda harus menghilangkan makanan yang mengandung telur, susu, dan daging dari menu makan.

Artinya, Anda hanya diperbolehkan untuk makan makanan yang tidak mengandung bahan-bahan tersebut.

Setelah lewat beberapa minggu, Anda boleh mulai mengonsumsi salah satu dari kelompok makanan yang sebelumnya dieliminasi.

Konsumsinya pun harus secara bertahap dan dimulai dari porsi yang kecil.

Jika tak ada reaksi yang muncul, maka Anda bisa kembali mengonsumsi bahan makanan tersebut.

Berbeda jika gejala muncul kembali, kemungkinannya Anda memiliki alergi atau bisa juga memiliki intoleransi.

Diet eliminasi merupakan diet yang sangat ketat karena akan menghilangkan sebagian besar nutrisi yang diperlukan tubuh.

Karena itulah Anda tidak disarankan untuk mencoba diet ini sendiri tanpa mendiskusikannya dengan dokter atau ahli gizi. (*)