INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Sumur Suci Mattirowalie, Tampat Pelantikan Pajung Luwu yang Nyaris Dilupakan

Salah satu situs sejarah yang berdekatan dengan sumur mattirowalie, tempat Pajung Luwu dilantik (kolase/gusji)

Pajung disucikan dengan air yang diambil dari sumur Suci MattirowaliE. Lalu, ia bersumpah untuk mengukuhkan persatuan kerajaan.

Untuk pengambilan sumpah, Opu patunru duduk berhadap-hadapan dengan Pajung di depan batu tuppu (Batu Pijak Sumpah), kemudian keduanya menekan kakinya di atas batu tuppu, sambil Opu patunru dengan tangan kirinya memegang jari kiri raja.

Batu Tuppu adalah simbol Undang-undang dan adat negeri yang oleh raja dan Opu patunru dianggap sebagai wakil pertama dari rakyat.

Justru itu, Pajung harus berpijak pada batu tuppu sebagai simbol tekad akan tetap berpijak pada yang dikehendaki rakyat berdasarkan Undang-undang dan adat negeri, bahkan dengan pedang sekalipun.

Prosesi menjadi Pajung memperlihatkan bahwa upacara bukan sekadar formalitas, melainkan mengandung pengayaan politik sesuai azas dan tujuan kerajaan.

Maka dari itu, tidak semua Datu Luwu diberi Gelar Pajung dengan alasan tidak melewati 3 prosesi untuk menjadi Pajung.

MattirowaliE secara bebas diartikan melihat sebelah-menyebelah, adil, seimbang.

Sebelum masuk pada fitur MattirowaliE yaitu penyucian,pelantikan, pengukuhan, Pajung Luwu harus melewati 2 fitur lainnya terlebih dahulu yaitu fitur SalekkoE dan fitur Pancai.

Fitur MattirowaliE pada situs Tana Bangkala merefleksikan pandangan bahwa kedudukan Pajung harus bersifat MattirowaliE (adil dan bijaksana).

Itu berarti pada posisi sebagai pemerintahan yang bertendensi pengayom, Pajung harus dapat mempertimbangkan dua sisi pandangan.

Pertama, sisi utara (SalekkoE) yang berkenaan dengan sejarah leluhur dan sifat kedewasaan.

Kedua, sisi selatan (Pancai) yang berkenaan dengan panngadareng (Hukum;tradisi) dan kepentingan ril rakyat.

Seorang Pajung harus dapat mengayomi dan melaksanakan pemerintahan dengan tetap menjaga keseimbangan sejarah dengan wewenang kharismatik-tradisional dan legitimasi rasional-legal (konstitusi).

Monumen Sumpah Jabatan Pajung “MATTIROWALIE” terletak di barat fitur SalekkoE dan fitur Fancai atau lebih tepatnya sekarang di kompleks Perumahan Anggrek, yang berada di jantung kota Palopo.

Hanya berjarak ratusan meter dari kantor walikota Palopo. Perumahan ini banyak dihuni pejabat tinggi.

Semur Suci MattirowaliE nampak sudah sangat rusak, rata dengan permukaan tanah lainnya.

Bahkan Sebelum dibersihkan oleh masyarakat yang peduli situs sejarah, Sumur Suci MattirowaliE nampak terselimuti rerumputan liar nan hijau dan juga sampah yang ditimbun penduduk di sekitar situs.

Meski berada di jantung perkotaan Sumur Suci (Sakral) MattirowaliE Nyaris Dilupakan.

Penulis: Ichal Risaldi

Artikel ini merupakan kontribusi dari lomba penulisan budaya yang diselenggarakan indeksmedia.id dengan tema “Menumbuhkan Budaya Mentradisikan Literasi.”

Disclaimer: indeksmedia.id tidak bertanggung jawab atas isi konten. Kami hanya menayangkan opini yang sepenuhnya jadi pemikiran narasumber. (*)