Sumur Suci Mattirowalie, Tampat Pelantikan Pajung Luwu yang Nyaris Dilupakan
Raja tidak boleh menyalahgunakan wewenang dan rakyat tidak boleh melalaikan kewajiban
Raja tidak boleh bertindak di luar aturan, dan rakyat tidak menyahut aturan
Raja mengampuni, dan rakyat di ampuni.”
Apabila calon Pajung menyetujui persyaratan tersebut makan Dewan Hadat membuat keputusan dan menetapkannya menjadi Pajung Luwu yang baru selanjut.
Kemudian Opu pabbicara menyerahkan payung kebesaran yang diterima dengan syarat dari seorang aparat yang bergelar Pancai, didatangkan dari Manjapai.
Fitur Pancai ada dua yaitu tempat Dewan Hadat bersidang dan mengutarakan aspirasi rakyat serta mengambil keputusan mengangkat Pajung Luwu.
Kedua adalah pos pengawasan selama calon Pajung bersemedi di SalekkoE.
3. Fitur MattirowaliE
Calon Pajung memasuki tahapan upaya pengintegrasian kembali.
Setelah menerima payung kebesaran, Pajung yang baru diantar dewan Hadat dan pengawal kerajaan ke fitur MattirowaliE.
Sepanjang perjalanan, Pajung yang baru dihadang oleh pasukan lain.
Serangan yang dialami dalam perjalanan menuju MattirowaliE menggambarkan tantangan fisik, psikis dan perjuangan sebelum disucikan, dilantik dan dilakukan dengan sumpah jabatan.
Sumur Suci MattirowaliE adalah tempat penyucian, pelantikan, pengukuhan Pajung Luwu yang baru dengan Sumpah jabatan.