Singkapan Makna dan Aktualisasi Konkret  Monumen Toddopuli Temmalara di Tana Luwu

Bagi kalangan pelajar kedua hal ini merupakan hal yang sangat penting. Sebab ilmu hanya dapat diraih dengan kesungguhan dan kerja keras.

Oleh sebab itu, implementasi makna badik serta semboyan toddopuli temmalara sangat penting bagi pelajar guna mendorong kualitas generasi penerus bangsa.

Dengan demikian peradaban akan maju dengan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat.

Masyarakat Umum

Kemajuan suatu masyarakat atau bangsa tidak hanya berpatok pada pemerintah yang amanah dan bersih, peran masyarakat sebagai pihak yang terpimpin juga tidak kalah pentingnya.

Monumen Toddopuli Temmalara memuat sikap patuh dengan simbol kawali yang lurus.

Masyarakat juga harus patuh pada aturan yang telah dibuat oleh aparat pemerintahan guna menciptakan lingkungan yang harmonis.

Selain itu, simbol badik juga diartikan sebagai sikap saling melindungi, jika terdapat masalah dalam masyarakat, maka yang lain akan menolongnya.

Toddopuli temmalara juga dimaknai sebagai bentuk kesungguhan atau kerja keras. Masyarakat hendaknya melakukan tugasnya dengan sungguh-sungguh guna mendapatkan hasil atau output yang maksimal pula..

Referensi:

Hadi, Otho, “Peran Masyarakat Sipil dalam Proses Demokratisasi,” Makara Human Behavior Studies in Asia 14, no. 2 (2010).

Ridha, M. Rasyid. Membela Indonesia: Perjuangan Rakyat Luwu Mempertahankan Kemerdekaan, (Makassar: Rayhan Intermedia, 2022).

Riswan, “Pengaruh Nilai-Nilai Kearifan Lokal terhadap Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) Kota Palopo,” Skripsi, (IAIN Palopo: Palopo, 2020).

Rustan, Edhy & Ahmad Munawir, “Eksistensi Permainan Tradisional Edukatif Pada Generasi Digital Natives,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 5, no. 2 (2020).

Setiaji, Nanda Cahyo & Muhammad Hanif, “Kajian Makna Simbolis Patung dan Monumen di Kabupaten Ponorogo sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Lokal,” Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran 8, no. 1 (2018): h. 59.

Wawancara dengan Ajigoena (Sejarawan Luwu), tanggal 13 April 2023 via Telepon.

Wawancara dengan Andi Sulolipu Opu To Pananrang (Sejarawan Luwu & Kordinator Ritual Adat Istana Kedatuan Luwu), tanggal 18 April 2023.

Penulis: Andi Rahmat Hidayat

Artikel ini merupakan kontribusi dari lomba penulisan budaya yang diselenggarakan indeksmedia.id dengan tema “Menumbuhkan Budaya Mentradisikan Literasi.”

Disclaimer: indeksmedia.id tidak bertanggung jawab atas isi konten. Kami hanya menayangkan opini yang sepenuhnya jadi pemikiran narasumber. (*)