Anak HMI Wajib Baca NDP Bab 2, Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan
INDEKSMEDIA.ID — NDP adalah landasan perjuangan untuk kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang digagas oleh Nurcholish Madjid ini merupakan ilmu yang secara struktur memiliki tujuh Bab.
Sebelumnya kita sudah sampaikan NDP HMI bab pertama ihwal Dasar-dasar Kepercayaan.
Kini kita akan menyajikan ini di dalam bab kedua NDP HMI, yang berisi Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan.
Berikut ini teks NDP bab kedua yang disediakan oleh indeksmedia.id;
Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, merupakan makhluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi.
Sesuatu yang membuat manusia menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu fitrah.
Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (hanif).
“Dlamier” atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran.
Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan YME.
Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain.
Dengan memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati.
Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatannya. Nilai-nilai tidak dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit.
Nilai hidup manusia bergantung kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatan yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati nurani) manusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan melalui amal perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan.
Hidup yang penuh dan berarti ialah yang dijalani dengan sungguh-sungguh dan sempurna, yang di dalamnya manusia dapat mewujudkan dirinya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi keperluan-keperluannya.
Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan baik yang mengenai alam maupun masyarakat yaitu hidup berjuang dalam arti yang seluas-luasnya.
Dia diliputi oleh semangat mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran. Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan dan menyatakan dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan.
Dia adalah aktif, kreatif dan kaya akan kebijaksanaan (wisdom, hikmah). Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan terbuka, bersedia mengikuti kebenaran dari manapun datangnya.
Dia adalah manusia toleran dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan pemaaf.
Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yang menjadi milik daripada pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh kearah yang lebih baik.
Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan fisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah.
Malahan dia tidak mengenal perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah kesenggangan dan kesenangan ada dalam melalui kerja.
Dia berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri, menyatakan keluar corak perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya secara harmonis.
Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan individu dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan dan sebagai anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatan-kegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama ummat manusia.
Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-kegiatan rohani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik maupun dunia dan akhirat.
Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja yang tinggal pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran.
Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal perbuatannya benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung daripada kecenderungannya yang suci dan murni.
Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan nilai pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh tujuan lain yang nilainya lebih rendah (pamrih).
Kerja yang ikhlas mengangkat nilai kemanusiaan pelakunya dan memberikannya kebahagiaan.
Hal itu akan menghilangkan sebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan kerja amal akan menjadi kegiatan kemanusiaan yang paling berharga.
Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan.
Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati nurani yang hanif atau suci.
Demikianlah teks NDP HMI bab 2. Semoga bermanfaat ya teman-teman semuanya…. (*)