Siapa Bilang Mahasiswa Kesehatan Itu Hedonis dan Apatis? UMB Justru Punya Banyak Program Kemasyarakatan

INDEKSMEDIA.ID — Mendengar nama “Mahasiswa kesehatan”, biasanya ada banyak yang memunculkan penilaian bahwa mereka itu kurang literasi.

Selain Mahasiswa kesehatan kekurangan literasi, mereka juga amat hedonis dan banyak main-mainnya. Ditambah lagi mereka itu apatis.

Tidak hanya itu, mahasiswa kesehatan juga dianggap tidak punya kecenderungan pada organisasi eksternal kampus.

Hal itu terjadi lantaran menurut mereka, organisasi bisa saja mengganggu dan merusak perkuliahan.

Apakah memang begitu? Jawabannya tentu saja bisa berbeda-beda sesuai dengan orang yang kamu temui.

Setelah dikonfirmasi oleh indeksmedia.id bahwa memang mahasiswa kesehatan itu ada yang hedonis. Begitu juga dengan mahasiswa yang lain.

Artinya harus melihat case by case, tak usah menggeneralisasi kesimpulan yang bisa jauh dari kebenaran.

“Kalau menurut saya, memang banyak orang menganggap kita itu hedonis. Ada benarnya juga, tapi tidak semuanya,” kata Rosmayanti, salah satu mahasiswi UMB Palopo kepada indeksmedia.id, Selasa (23/6).

“Selain anggapan orang itu salah mengenai mahasiswa kesehatan yang hedonis, sekalipun ada, tapi tidak setiap yang hedonis itu apatis,” sambung mantan ketua PMII komisariat Eksakta itu.

Katanya, faktanya mahasiswa/i Universitas Mega Buana Palopo itu punya banyak program pengabdian ke masyarakat.

Bahkan beberapa tugas yang diberikan adalah bertujuan ke masyarakat, dalam beberapa bidang praktek.

Salah satu kegiatan praktek sosialisasi kesehatan (rosma)

“Kami di Mega Buana, baru semester empat sudah dikasi tugas oleh dosen untuk bagaimana mengabdikan diri turun di tengah masyarakat,” kata dia.

“Misalnya saya, mahasiswi kesehatan, meskipun aktif di organisasi PMII, tapi juga turun ke masyarakat untuk menelusuri masalah kesehatan, dan itu kita data semua,” bebernya.

Selain itu, kata dia, “juga ada kegiatan sosialisasi di bidang kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.”

Menurut kader PMII itu, bahwa memang sebagian besar mahasiswa/i kampus kesehatan tidak kritis terhadap beberapa kebijakan kampus.

Budaya literasi pun, katanya, masih tertinggal dalam bidang tertentu. Tapi tidak dalam wilayah lain seperti kesehatan.

“Jadi kalau dibilang hedon, yaa memang ada yang hedon, dan tak kritis soal apa yang terjadi di kampus,” bebernya.

“Untuk budaya literasi juga masih terkungkung pada rana itu-itu saja, yaitu kesehatan. Tapi kan literasi itu luas sifatnya, tidak hanya pandai bicara dan membaca buku yang rumit. Kalau bisa di bilang, literasi anak kesehatan juga berkembang, tapi di bidang kesehatan,” tegasnya. (*)