Ini Teks Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI Bab 1, Dasar-Dasar Kepercayaan

INDEKSMEDIA.ID — NDP adalah landasan perjuangan bagi kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Nilai Dasar Perjuangan (NDP) merupakan ilmu yang secara struktur memiliki tujuh Bab.

Dalam bab pertama NDP berisi tentang tentang Dasar-Dasar Kepercayaan.

Berikut ini teks NDP bab pertama yang disediakan oleh indeksmedia.id.

Patut bagi kamu, khususnya kader-kader HMI, untuk menelaah dan mendiskusikannya:

Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai, guna menopang hidup dan budayanya.

Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna, tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama, juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula, cara berkepercayaan pun harus benar.

Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki, akan tetapi bahkan berbahaya.

Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat.

Karena bentuk-bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah, atau salah satu saja di antaranya yang benar.

Di samping itu masing-masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang bercampur-baur.

Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradisi-tradisi yang diwariskan turun-temurun dan mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya.

Karena kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan, ikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia.

Di sinilah terdapat kontradiksi kepercayaan diperlukan sebagai sumber tata nilai, guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu melembaga dalam tradisi dan membeku dang mengikat, maka justru merugikan peradaban.

Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan kemajuannya, manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan menganut kepercayaan yang sungguh-sungguh, yang merupakan kebenaran.

Maka satu-satunya sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah Tuhan Allah.

Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu: Tiada Tuhan selain Allah, mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian.

Perkataan “Tidak ada Tuhan” meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan “Selain Allah” memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran.

Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang ada dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilik nilai-nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan YME, pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam.

Tuhan itu ada, dan yang ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan lain-lain.

Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia tidak dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Tuhan yang sebenarnya.