Hikmah Di Balik Film Sang Pencerah, Perjuangan Ahmad Dahlan untuk Pembaharuan

INDEKSMEDIA.ID — Siapa yang tak mengenal Film Sang Pencerah? Suatu tayangan yang menggambarkan perjuangan K.H Ahmad Dahlan.

Film Sang Pencerah dengan alur yang sederhana diperankan oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan, seorang pendiri Perserikatan besar di Republik Indonesia, Muhammadiyah.

Perjalanan Ahmad Dahlan dalam film Sang Pencerah menggambarkan kepelikan sosial dan keteguhan hati sang pendiri Muhammadiyah itu.

Dibersamai oleh kekasih tercintanya, Siti Walidah yang diperankan oleh Zaskiya Adya, Ahmad Dahlan gigih memperjuangkan rasionalisme dan pembaharuan.

Ilustrasi dalam film Sang Pencerah, Siti Walidah (instagram.com/hanung bramantyo)

Sosok Ahmad Dahlan merepresentasikan seseorang yang anti kemapanan. Hal itu terlihat saat dirinya mengkritik sistem sosial yang baku dan penuh penyimpangan.

Cahaya gagasan baru memancar dari pikirannya untuk melakukan pemurnian agama serta menampilkan secercah harapan untuk bangsa.

Perjalanan Ahmad Dahlan begitu pelik, betapa tidak, caci maki, olok-olok, fitnah dan arogansi kuasa terpampang di hadapan matanya.

Namun, sikap Ahmad Dahlan yang penuh istiqomah membuat dirinya tetap melanjutkan gerakan pencerahan dengan tidak kenal lelah.

Tidak hanya kegigihannya menyampaikan substansi agama, tetapi juga Ahmad Dahlan mampu melahirkan analogi sederhana untuk diajarkan kepada orang-orang di sekitarnya.

Suatu waktu Ahmad Dahlan mempraktekkan cara bagaimana biola dimainakan dengan baik.

Praktek itu menghasilkan bunyi yang merdu dan menentramkan.

Apabila tidak memiliki metode yang baik, maka bunyi biola tidak akan teratur dan kacau.

Analogi itu untuk memahamkan kepada orang-orang ihwal agama yang amat formalistik dan tidak banyak menggali kedalamannya.

Agama, kata Ahmad Dahlan, seperti biola yang dimainkan dengan baik, untuk mendamaikan, menentramkan dan menyelamatkan.

Ilustrasi Film Sang Pencerah, pertemuan Ahmad Dahlan dan keluarga (instagram.com/hanung bramantyo)

Hal itu juga disampaikan kepada murid-muridnya tatkala mereka bingung dan heran, “mengapa Kyai hanya perintahkan kita membaca surah al-Maun melulu, bukankah banyak surah lain?”

Padahal, surah al-Maun, kata Ahmad Dahlan, mengandung banyak hikmah dan pembebasan.

Hal itu jelas saat kita mencermati arti dari Surah al-Maun:

1) Tahukah kamu orang-orang yang mendustakan agama?

2) Itulah mereka yang menghardik anak yatim. 

3) Dan tiada menganjurkan untuk memberi makan orang miskin. 

4) Maka, celakalah orang-orang yang sholat, 

5) Yaitu, mereka yang lalai dari sholatnya. 

6) (celakalah) orang-orang yang riya’, 

7) Dan (orang-orang) yang enggan menolong dengan barang berguna.

Demkianlah salah satu dari banyak hikmah yang dapat dipetik dalam kisah Ahmad Dahlan.

Semoga sahabat indeksmedia.id dapat mengambil manfaat dari kisah ini.

Nantikan artikel menarik dari kami selanjutnya ya…!!! (*)