INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Filsafat Pendidikan Islam (Part 2): Pengembangan Potensi Akal

Ilustrasj Pendidikan (pixabay)

INDEKSMEDIA.ID — Ada 2 soal dalam pengembangan potensi akal dan potensi berpikir yang penting untuk dikaji.

Pertama, pengembangan potensi akal dan potensi berpikir kreatif.

Kedua, tentang pengembangan potensi dalam hal keilmuan.

Kajian keilmuan, kata Muthahhari, identik dengan pembelajaran.

Sementara pembelajaran secara arti, merupakan proses penyebaran ilmu pengetahuan dalam bentuk informasi.

Di sini, posisi pelajar berperan sebagai objek pembelajaran.

Kata filosof kontemporer itu, bahwa secara alamiah (otomatis), akal (otak) adalah tempat penyimpanan informasi.

Sementara itu, pendidik punya peran memberi transformasi ilmu ke otak para pelajar.

Hal itu dalam rangka membentuk dan mengembangkan potensi berpikir kreatif pada diri mereka.

Tidak hanya itu, juga membekali mereka dengan semangat kemerdekaan, adalah tugas para pendidik.

Pemberian informasi pada pelajar ibarat proses dalam memasak.

Bila jarak antara api dan kuali berjauhan, maka proses masaknya akan melambat.

Berbeda jika kuali secara tepat ditempatkan di atas api yang diawali dari proses menghidupkan api secara perlahan, lalu api menyala secara merata dan sempurna.

Hasil dari proses itu juga akan sempurna.

Demikian juga degan pendidikan jika hanya tertumpu dengan menjejali otak para pelajar dengan jutaan informasi tanpa dibarengi dengan pelatihan pengembangan potensi berpikir kreatif.

Dari sini, maka semakin jelas pentingnya kajian ihwal pengembangan nalar dan daya berpikir dalam konteks ilmu pengetahuan serta proses pembelajaran.

Hal itu, kata Muthahhari, menjadi acuan proses pembelajaran yang bertitik berat kepada pengembangan potensi berpikir dan semangat berkreasi.

Konsekuensinya, melahirkan generasi yang berilmu dengan amal, dan yang beramal dengan ilmunya.

Ref: Epistemologi Pendidikan Islam (Murtadha Muthahhari)