Ini Jenis Seni Pertunjukan Gordang Sambilan Asal Sumatera Utara, Harus Ada Izin dari Raja Hingga Kurbankan Satu Kerbau
Seni pertunjukan Gordang Sambilan asal Sumatera Utara rupanya memiliki beberapa jenis.
Jenis-jenis Seni pertunjukan Gordang Sambilan asal Sumatera Utara dibedakan berdasarkan fungsinya.
Seni pertunjukan Gordang Sambilan asal Sumatera Utara itu memang sering dipentaskan apabila ada hajatan warga.
Jenis Seni pertunjukan Gordang Sambilan asal Sumatera Utara berdasarkan fungsinya ini disadur dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gordang Sambilan ini dipergunakan untuk upacara perkawinan (Orja Godang Markaroan Boru ) dan untuk upacara kematian (Orja Mambulungi).
Penggunaan Gordang Sambilan untuk kedua upacara tersebut untuk kepentingan pribadi harus terlebih dahulu mendapat izin dari pemimpin tradisional yaitu Namora Natoras dan dari raja sebagai kepala pemerintahan.
Proses permohonan izin ini melalui suatu musyawarah adat yang disebut markobar adat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Namora Natoras dan Raja beserta pihak yang akan menyelenggarakan upacara tersebut.
Selain harus mendapat izin dari Namora Natoras dan raja, penggunaan Gordang Sambilan dalam upacara perkawinan (Orja Godang Markaroan Boru ) dan untuk upacara kematian (Orja Mambulungi) juga harus disembelih paling sedikit satu ekor kerbau jantan dewasa yang sehat.
Namun apabila persyaratan tersebut belum dapat dipenuhi maka Gordang Sambilan tidak boleh digunakan.
Untuk upacara kematian (Orja Mabulungi) yang dipergunakan hanya dua buah yang terbesar dari instrumen Gordang Sambilan yang dugunakan, yaitu yang dinamakan jangat.
Akan tetapi khusus untuk upacara kematian istilah itu dinakan bombat.
Penggunaan Gordang Sambilan dalam upacara adat disertai dengan peragaan benda-benda kebesaran adat, seperti bendera-bendera adat yang dinamakan Tonggol payung kebesaran yang yang dinamakan Payung Raranagan.
Adapun fungsi lain dari Gordang Sambilan adalah sebagai pengiring tari yang dinamakan Sarama.
Penyarama (orang yang menarikan Tari Sarama) kadang-kadang mengalami kesurupan (trance) pada waktu menari karena sudah dimasuki roh nenek moyang.
Pada perkembangannya Gordang Sambilan ini masih digunakan oleh masyarakat Mandailing sebagai alat musik sakral.
Meskipun demikian saat ini Gordang Sambilan juga dikenal sebagai alat musik kesenian tradisional Mandailing yang sudah mulai populer di Indonesia bahkan di dunia. (***)