OPINI: Literasi IAIN Palopo Mendangkal atau Mendalam?  

INDEKSMEDIA.ID – Kebanyakan kita itu buta huruf, bukan buta huruf dalam arti tidak bisa membaca kata, tetapi buta huruf dalam arti kesulitan dalam memahami kata.

Begitulah kira-kira penyampaian Bambang sugiharto, seorang dosen filsafat, dalam salah satu seminarnya saat membahas tema “Pentingnya membaca”.

Jelas, bahwa buta huruf dalam pandangannya ada dua jenis, buta huruf-huruf, dan buta makna dari huruf-huruf itu. Sebagaimana buta huruf, saya juga akan menjelaskan literasi dengan dua makna, sebagai berikut.

Makna umum literasi adalah aktivitas pembelajaran, seperti membaca, menulis, dan diskusi. Aktivitas ini tentu saja dilakukan oleh dunia pendidikan.

Maka, dari makna ini, karena IAIN Palopo adalah dunia pendidikan, dan setiap dunia pendidikan melakukan aktivitas pembelajaran (kuliah), di mana aktivitas pembelajaran artinya literasi, maka IAIN Palopo melakukan literasi.

Dalam makna ini, tinggi rendahnya tingkat literasi diukur dari seberapa banyak dan seberapa sering mahasiswa melakukan pembelajaran.

Karena masih banyak mahasiswa yang melakukan perkuliahan, dan karena aktivitas kuliah masih berlangsung di IAIN Palopo, maka tingkat literasi mahasiswa masih tinggi.

Melalui makna tersebut,  pendapat yang mengatakan bahwa tingkat literasi mahasiswa di kampus Hijau, menjadi salah.

Hal penting untuk dicatat adalah bahwa, setiap mahasiswa itu membaca, menulis dan diskusi.

Apa yang membedakannya adalah baca apa, tulis apa, dan diskusi apa, serta bagaimana nalar mereka dalam membaca, menulis dan berdiskusi. Sebagaimana makna literasi berikut.

Makna khusus dan lebih substansial istilah literasi adalah pengembangan daya nalar.

Dari makna tersebut, tinggi-rendahnya tingkat literasi mahasiswa diukur melalui sejauh mana ia memahami dan mengolah hasil bacaan dan diskusi.

Kualitas daya tangkap dan daya mengolah informasi merupakan ukuran tingkat literasi mahasiswa. Semakin baik ia memahami dan mengolah informasi, maka semakin tinggi tingkat literasinya.

Pertanyaannya, apakah mahasiswa IAIN Palopo sudah melakukan literasi dalam makna ini?

Apakah kualitas memahami dan mengolah informasi mahasiswa IAIN Palopo sudah baik?

Makna literasi yang kedua ini lebih tepat untuk dunia mahasiswa. Alasannya, tujuan mahasiswa melakukan literasi adalah melek makna dan melek argumentasi, bukan lagi melek huruf.

Setiap mahasiswa bisa membaca, menulis, berdikusi, tapi tidak semua mahasiswa mampu memahami dan mengargumentasikan dengan benar apa yang dibaca, ditulis dan didiskusikannya.

Saya kira, dalam makna kedua ini, mahasiswa yang katanya kampus terbaik itu, literasinya masih sangat perlu ditingkatkan.

Karena itu, mesti ada peran lembaga kemahasiswaan dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk melaksanakan literasi pada makna yang kedua ini, yaitu kegiatan yang meningkatkan kualitas nalar.

Berfikir, membaca, menulis, protes, diskusi, adalah perkara mudah. Apa yang rang rumit adalah benar dalam semua itu.

Penulis: Hidayat (Koordinator Sofiah Cabang Palopo)