Apa yang Dimaksud dengan Tradisi? Ini Pendapat Para Ahli dan Contohnya

INDEKSMEDIA.ID – Setiap wilayah atau daerah tentu memiliki setidaknya satu tradisi unik.

Seperti tradisi rambu solo dan ma’nene di Toraja, omed-omedan atau juga disebut med-medan di Banjar.

Lalu apakah yang dimaksud dengan tradisi?

Secara epistemologi, tradisi berasal dari bahasa latin (tradition) yang artinya kebiasaan.

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang.

Kebiasaan ini kemudian berlanjut dan masih dijalankan masyarakat hingga saat ini meski beberapa sudah mengalami penyesuaian zaman.

Tradisi juga dapat diartikan sebagai cara-cara yang telah ada dan dianggap paling baik dan benar.

Menurut WJS Poerwadaminto (1976), tradisi adalah semua sesuatu hal yang bersangkutan dengan kehidupan pada masyarakat secara berkesinambungan.

Sementara menurut Bastomi (1984:14), tradisi merupakan suatu ruh dari sebuah budaya dan kebudayaan.

Pendapat lain dari Piotr Sztompka (2011:69-70) mengatakan bahwa tradisi adalah suatu keseluruhan baik berupa gagasan, material maupun benda yang bersumber dari masa lampau, akan tetapi sesuatu tersebut masih ada dimasa kini dan dilestarikan dengan baik.

Menurut Koentjaraningrat, tradisi sama dengan adat istiadat, konsep serta aturan yang mantap dan terintegrasi kuat dalam sistem budaya disuatu kebudayaan yang menata tindakan manusia dalam bidang sosial kebudayaan itu.

Lantas apa hubungan antara tradisi dan budaya?

Tradisi dan kebudayaan saling berkaitan satu dengan yang lain.

Alasannya karena tradisi adalah bagian dari kebudayaan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan dan warisan nenek moyang.

Adapun contoh tradisi yang ada di Sulawesi Selatan antara lain:

1. Ma’nene

Ini adalah tradisi unik yang ada di wilayah Toraja. Merupakan salah satu ritual yang cukup terkenal dikalangan wisatawan dan hanya dilakukan tiga tahun sekali.

Ma’nene adalah sebuah tradisi dimana jenazah yang sudah dimakamkan kemudian diambil kembali untuk dibersihkan dan diganti pakaiannya.

Jenazah-jenazah ini kemudian diberikan pakaian yang rapih dan formal layaknya manusia yang masih hidup. Untuk jenazah laki-laki dipakaikan jas sementara jenazah perempuan mengenakan gaun.

2. Tradisi Adu Betis

Di Sulsel tepatnya di Dusun Paroto, Desa Sanaeko, Barebbo, Bone melakukan tradisi ini sebagai bentuk syukur atas panen yang didapat.

Tradisi seperti ini juga dilakukan di daerah Toraja yang dinamakan sisemba.

Inti dari tradisi ini adalah para pemuda saling mengadu betis mereka. Meski terkesan anarkis, namun ini adalah cara mereka bersyukur.

3. Rambu Solo

Ini adalah upacara pemakaman adat di Tana Toraja sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal.

Orang yang sudah wafat akan dianggap benar-benar meninggal ketika ia sudah menyelesaikan seluruh prosesi upacara Rambu Solo.

Jika belum, maka orang tersebut masih dianggap hidup dan diperlakukan layaknya seseorang yang sedang sakit.***