INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Wahh Ritual Rambu Solo, Budaya Mengherankan dari Toraja yang Membekali Orang Mati?

Budaya dan Tradisi Toraja, Rambu Solo yang memiliki kaitan dengan Aluk Todolo (instagram.com/rambu_solo)

INDEKSMEDIA.ID – Toraja merupakan wilayah yang penuh dengan tradisi dan budaya mengejutkan. Apalagi saat mengungkap makna Rambu Solo.

Rambu Solo merupakan budaya dan atau tradisi yang tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat Toraja.

Pasalnya, Rambu Solo diyakini masyarakat Toraja sebagai salah satu budaya mistik dan cara untuk mengantar arwah orang yang sudah mati ke alam lain, yaitu alam roh sebagai tempat peristirahatan.

Dikutip dari Warisan Budaya tak Benda, Rambu Solo diyakini sudah eksis sejak zaman purbakala yang beriringan dengan kedatangan manusia pertama di muka bumi ini.

Dikabarkan, ini karena memang Rambu Solo memiliki kaitan erat dengan keyakinan masyarakat Toraja kuno, Aluk Todolo.

Aluk Todolo sendiri merupakan falsafah orang Toraja, yang meyakini bahwa kematian hanyalah suatu bentuk alih status.

Artinya, tiap-tiap manusia yang dianggap meninggalkan dunia ini pada dasarnya masih hidup di alam lain.

Dengan alasan ini, ucap Zul kepada indeksmedia.id, “orang yang telah meninggal dunia harus dirawat layaknya orang yang masih hidup.”

Ritual (upacara) Rambu Solo dilakukan untuk membekali kehidupan orang yang telah meninggalkan dunia ini agar ia bisa hidup di sana.

Upacara ini terbilang mahal. Alasannya, mesti ada kerbau dan atau babi dengan jumlah yang banyak untuk disembelih.

Tidak hanya itu, babi dan kerbau tersebut mesti berkualitas tinggi sebagai bentuk perhatian kepada orang yang sudah mati itu.

“Jadi, Rambu solo itu adalah ritualnya masyarakat Toraja yang dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada orang yang sudah mati, supaya dia bisa hidup di alam yang jauh di sana. Mereka menyebutnya alam Puya, kalau di Islam itu surga,” katanya.

“Kalau bekal yang diberikan itu bermacam-macam, ada kerbau, babi, yang biasanya harus yang bagus-bagus atau berkualitas, harus juga banyak. Tapi ini relatif, tergantung siapa yang meninggal” tambahnya.

Kata Zul, “menurut keyakinan nenek moyang di sana, saya sempat berdiskusi dengan para tetua adat; jika hewan yang disembelih itu semakin banyak maka orang meninggal itu semakin cepat sampai ke Puya (surga).”

Apa makna dari beberapa informasi budaya Toraja ini, khususnya Rambu Solo dan keyakinan Aluk Todolo adalah, hadirnya kearifan dan keyakinan atas kehidupan lain, yang mereka sebut Puya.

Keyakinan nenek moyang mereka hingga sekarang, memiliki integrasi dengan agama-agama ibrahimik, seperti adanya manusia pertama dan hari kemudian.

Ini menandakan, di zaman purbakala, ada sosok manusia yang membawa ajaran tersebut dengan kearifan yang luhur.

Inilah budaya, memiliki integrasi dalam kemanusiaan, keadilan dan hari kebangkitan.