Tidak Jalankan ESG, WALHI Sulsel Desak Vale Indonesia Hentikan Eksplorasi di Blok Tanamalia
INDEKSMEDIA.ID — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Daerah Sulawesi Selatan, kembali mendesak PT. VALE Indonesia menghentikan eksplorasi tambang nikel di Blok Tanamalia.
WALHI Sulsel menilai PT. VALE Indonesia tidak mematuhi prinsip atau kebijakan perusahaan internasional tentang ESG (Environmental and Social Governance).
Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir, mengatakan eksplorasi PT. Vale Indonesia bertentangan mematuhi kebijakan perusahaan internasional.
Termasuk menyangkut tentang environmental and social governance atau tata kelola lingkungan dan sosial.
“Tanpa konsultasi publik petani merica menunjukan PT. Vale Indonesia tidak menjalankan ESG atau tata kelola lingkungan dan sosial,” kata Rahmat kepada indeksmedia.id Kamis (19/5).
“Sementara PT Vale Indonesia selalu mengklaim bahwa pihaknya adalah perusahaan yang menjalankan ESG,” tambahnya.
Lanjut Rahmat menjelaskan, menurut laporan masyarakat, saat ini PT. Vale Indonesia belum melakukan konsultasi publik dengan petani merica.
Sementara kegiatan eksplorasi telah memasuki kebun-kebun merica.
Selain itu, pihaknya memperoleh informasi bahwa kegiatan eksplorasi PT Vale Indonesia telah banyak merusak kebun-kebun merica petani.
Sebab itu, pihaknya tidak akan berhenti untuk mendesak PT. Vale Indonesia agar menghentikan kegiatan eksplorasi di tanamalia, khususnya di kebun-kebun merica petani.
Rahmat pun meminta PT. Vale Indonesai untuk menghormati keberadaan petani dan buruh tani merica yang berkebun dan mencari penghidupan di pegunungan Lamuero
“Kami mendesak CEO PT Vale Indonseia, Febriany Eddy untuk menghentikan kegiatan eksplorasi tambang di tanamalia,” tegas Rahmat.
Segera lakukan konsultasi publik bersama petani merica dan perempuan di Desa Loeha dan Ranteangin.
Hal tersebut sebagai bentuk penghormatan perusahaan terhadap hak asasi manusia, hak-hak para petani merica.
Sebelumnya, belasan petani merica di Desa Loeha dan Ranteangin menggelar aksi menolak perluasan tambang nikel PT. Vale Indonesia di Pegunungan Lamuero, khususnya kebun merica patani.
Petani merica di Desa Ranteangin, mayoritas petani merica, buruh tani, perempuan di Desa Loeha dan Ranteangin menolak keras rencana perluasan tambang nikel PT. Vale Indonesia di Pegunungan Lamuero atau di Blok Tanamalia.