Jangan Ngaku Penikmat Kopi! Jika Belum Tau Budaya dan Sejarahnya
INDEKSMEDIA.ID – Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama.
Sejak zaman kolonial Belanda, budaya minum kopi sudah lebih dulu diperkenalkan.
Kopi pertama kali dibawa pemerintahan Hindia Belanda ke Indonesia pada 1696.
Berdasarkan beberapa literasi, kopi di Indonesia dibawa pria berkebangsaan Belanda sekitar tahun 1646.
Bermodalkan biji arabika mocca arab, perkebunan kopi dibangun pertama kali di Priangan, Jawa Barat.
Sejarah Industri Kopi Indonesia Masa Lampau
Pasca “kejayaan tanam paksa” industri kopi di Indonesia mengalami pasang surut.
Kejatuhan industri kopi dimulai saat wabah karat daun melanda pada 1878.
Usai wabah, pemerintah Hindia Belanda lantas mendatangkan kopi jenis robusta sekitar tahun 1900.
Jenis robusta diketahui tahan terhadap penyakit disertai pemeliharaan yang gampang.
Dibanding arabika, robusta menghasilkan produksi jauh lebih tinggi dan dapat tumbuh di ketinggian 800 meter.
Perkembangan Budaya Ngopi
Terdapat tiga pergerakan dalam perkopian atau jauh lebih dikenal dengan sebutan
“Waves Coffee”.
Ini berdasarkan Wrecking Trish Rothgeb dalam artikel berjudul Ball Coffee Roasters tahun 2002.
1. First Wave Coffee (Kopi gelombang pertama)
Sajian kopi dalam kemasan praktis dimulai pada tahun 1800-an sejak gelombang pertama perkopian.
Pasca perang dunia I pada tahun 1917, budaya ngopi sudah diterapkan bala tentara sebagai sajian wajib mereka setiap hari.
2. Second Wave Coffee (Kopi gelombang kedua)
Cita rasa kopi dianggap kurang nikmat di masa ini. Berbeda dengan gelombang pertama.
Penikmat budaya kopi garis keras menginginkan rasa yang lebih dari biasanya.
Dari sinilah, mulai bermunculan varian kopi baru seperti espresso, cappuccino, latte, mochaccino, frappuccino, americano dan lainnya.
Di era ini juga lah, menjamur coffee shop (Kedai kopi) bernuansa modern, dimana maniak kopi dapat menyeruput kopi sambil ngobrol dengan kolega atau rekan bisnis.
3. Third Wave Coffee (Kopi gelombang ketiga)
Zona modern atau tahun 2000-an, banyak dari masyarakat menyadari perjalanan panjang perkopian.
Mulai dari proses tanam, pengolahan biji sampai kepada proses penyajian dan berujung pada seruput kopi itu sendiri.
Dari sini muncul istilah “origin” (Asal) untuk menyebut identitas kopi sesuai lokasi di tanamnya.
Sebab, rasa kopi akan terasa berbeda jika ditanam di wilayah tertentu.
Nah, di Indonesia ada beberapa daerah penghasil kopi yang legendaris dan sudah terkenal seantero bumi.
Antara lain Mandailing di Sumatera Utara, Kintamani di Bali, Dataran Tinggi Gayo di Aceh dan Preanger di Jawa Barat.
Sampai saat ini, budaya ngopi sudah menjamur dan dinikmati dari segala kalangan usia.
Tak hanya lansia, bahkan, anak-anak, remaja, pemuda dan wanita sudah menjadikan kebiasaan ngopi sebagai budaya.