INDEKSMEDIA.ID — Teleskop Luar Angkasa James Webb adalah milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Sebelumnya, pihak NASA menggunakan Teleskop Hubble saat memeriksa benda-benda di Tata Surya. Namun, pada Desember 2021, Teleskop Luar Angkasa James Webb menggantikannya.
Melalui data Teleskop luar Angkasa James Webb ini, para astronom sukses menemukan sabuk asteroid pertama yang nampak di Tata Surya.
Dilansir dari NASA, Teleskop Luar Angkasa James Webb ini melacak sabuk asteroid yang berjarak 25 tahun cahaya, seputar bintang Fomalhaut, yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Apa yang mengejutkan mereka adalah struktur berdebu yang begitu kompleks ketimbang asteroid dan sabuk debu Kuiper di Tata Surya.
Ada tiga sabuk bersarang membentang sejauh 14 miliar mil (23 miliar kilometer) dari bintang, yang memiliki jarak 150 kali jarak bumi dari matahari.
Sabuk itu mengelilingi bintang yang dapat dilihat dengan mata tanpa piranti (alat) teknologi, sebagai bintang paling terang dalam konstelasi selatan Piscis Austrinus.
Masih dari NASA, bahwa sabuk berdebu tersebut, yang kerap digambarkan sebagai piringan puing, merupakan benturan benda-benda yang lebih besar, analog dengan asteroid dan komet.
“Saya akan menggambarkan Fomlhaut sebagai pola dasar piringan puing yang ditemukan pada lokasi lain di galaksi kita, ini karena (hal tersebut) memiliki komponen mirip dengan apa yang kita miliki di dalam sistem planet kita sendiri,” kata Andras Gaspar dari University of Arizona, Selasa (9/5).
“Dengan menyaksikan pola pada cincin-cincin ini, sebenarnya kita bisa mengawali pembuatan sketsa kecil, mengenai seperti apa semestinya sistem planet itu,” sambungnya.
Untuk mengetahui dan memperjelas sistem planet tersebut, kata dia, manusia harus mampu menarik gambar yang lebih jelas dari cincin itu.
“Ini bisa kita lakukan jika kita benar-benar mampu untuk menemukan gambar yang cukup ‘dalam’ untuk melihat planet-planet yang diterka,” kuncinya. (Aa)
