INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Lutra Sudah Berusia 24 Tahun, Malangke dan Malbar Belum ‘Merdeka’ dari Banjir, Padahal Pernah Jadi Pusat Pemerintahan Kedatuan Luwu

Banjir di Malangke dan Malbar, Luwu Utara. Dua daerah yang pernah jadi pusat Pemerintahan dan Penyebaran Islam Kedatuan Luwu. (andra indeksmedia)

INDEKSMEDIA.ID – Usia Kabupaten Luwu Utara kini sudah mencapai 24 tahun.

Namun diusianya yang menginjak 24 tahun, ada daerah yang belum ‘merdeka’ dari banjir.

Parahnya lagi, daerah tersebut pernah jadi pusat Pemerintahan Kedatuan Luwu.

Daerah yang dimaksud ialah Kecamatan Malangke dan Malangke Barat.

Tak hanya jadi pusat Pemerintahan, Malangke dan Malbar merupakan pusat penyebaran Islam pertama di Kedatuan Luwu.

Mirisnya, daerah yang penuh dengan sejarah dan kebudayaan Kedatuan Luwu itu, kini jadi langganan banjir.

Keprihatinan terhadap banjir Malangke dan Malbar datang dari Ketua Umum (Ketum) IPMIL Raya Palu, Saipul.

Selain merusak nilai Malangke dan Malbar sebagai bekas pusat pemerintahan Kedatuan Luwu, Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Kota Palu itu menganggap banjir sangat mempengaruhi sektor ekonomi.

“Kondisi Lutra sampai saat ini masih sangat memprihatinkan, dimana ketika diguyur hujan selalu merendam beberapa wilayah yang ada di Lutra, salah satunya daerah yang ada di bantaran sungai rongkong,” ucapnya, Rabu (10/05/2023).

“Hal ini tentunya berdampak terhadap mata pencaharian masyarakat, terkhusus pada sektor pertanian,” lanjut Mahasiswa FISIP Universitas Tadulako tersebut.

Saipul menegaskan lahan pertanian/perkebunan masyarakat yang rusak terendam oleh banjir akan mempengaruhi perekonomian yang ada di Lutra karena masyarakat tidak lagi bisa melakukan aktivitas pekerjaannya.

Sebab, salah satu penunjang perekonomian di Lutra memang berasal dari sektor pertanian/perkebunan.

Hingga saat ini, Saipul dengan lantang mengatakan bahwa belum ada solusi yang diberikan Pemerintah Lutra terkait permasalahan tersebut.

“Pemerintah perlu mengetahui bahwa masyarakat membutuhkan sebuah solusi, bukan paket sembako yang kerap kali datang ketika banjir melanda pemukiman warga,” tegasnya.

“Kita berbicara jangka panjang atau keberlangsungan hidup masyarakat setempat,” tambah Saipul yang juga merupakan warga Lutra.

Atas permasalahan tersebut, Saipul sendiri berharap agar Pemerintah Lutra bisa lebih serius dalam menangani masalah banjir yang kerap melanda khususnya di Malangke dan Malbar.(***)