“Kapitalisme” Sandiaga dan Marhaenisme PDIP: Ini Tanggapan Ketum PDIP Palopo, Alfri Jamil
INDEKSMEDIA.ID — Baru-baru ini isu Sandiaga Uno sebagai bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) Ganjar Pranowo meramaikan celoteh masyarakat Indonesia.
Perkembangan isu ini membawa filosof yang juga analis politik asal Manado, Rocky Gerung, menanggapi Sandiaga Uno sebagai pendamping Ganjar Pranowo di perhelatan politik 2024 mendatang.
Rocky, saat menanggapi koalisi ini mengatakan bahwa ada “kawin paksa” antara Sandiaga Uno dan Ganjar Pranowo.
“Jadi ada semacam unholy marriage (kawin tidak suci)…melekatkan dua fasilitas yang berbeda, dua kimia yang sangat berbeda. Sandi datang dari wilayah Kapitalisme, sementara PDIP diasuh oleh prinsip-prinsip sosialisme (Marhaenisme), jadi itu nggak cocok,” tegas filosof asal Manado itu.
Menanggapi persoalan ini, ketua DPC PDIP kota Palopo melayangkan pandangan bahwa Seokarno memang menciptakan corak pemikiran Marhaenisme sebagai jalan untuk menghadapi cengkraman besar kapitalisme dan imperialisme Barat.
“Jadi, Soekarno membuat pemikiran tentang Marhaenisme sebagai upaya dalam memperjuangkan untuk melawan Kapitalisme dan Imperialisme,” kata Alfri Jamil kepada Indeksmedia.id, Minggu (7/5).
Dirinya juga menegaskan bahwa Marhaenisme itu lahir tidak hanya sebagai upaya menentang Imperialisme dan Kapitalisme, tetapi juga Bung Karno sadar bahwa Marxisme dari Barat tidak sesuai dengan Indonesia.
“Perlu diketahui, tidak hanya Imperialisme dan Kapitalisme sebagai titik tolak dari lahirnya Marhaenisme, tetapi juga karena Bung Karno menyadari bahwa teori-teori Marxisme dari kalangan Barat tidak sesuai dengan negara jajahan seperti Indonesia,” tegasnya.
Saat ditanyai oleh Indeksmedia.id soal Sandiaga Uno menjadi bacawapres Ganjar, dirinya menyatakan, “kalau hal ini saya belum bisa komentari karena bocoran dari DPP partai belum ada.”
“Tapi selaku kader partai, apa yang menjadi keputusan partai, yaa tentu saja tegak lurus melaksanakan instruksi partai,” kuncinya. (Aa)