Ini Dia Falsafah dari Titah Lalambate Tarantajo: Budaya Manusia yang tak Mati

INDEKSMEDIA.ID — Indonesia memiliki ragam bahasa, suku, tradisi dan budaya.

Kenyataan ini menampilkan niat kemanusiaan masyarakat Indonesia dalam menjaga budaya masih amat tinggi.

Memang benar, bahwa salah satu budaya yang tak kalah penting dalam perjalanan sejarah umat manusia adalah kemanusiaan.

Budaya kemanusiaan sendiri memiliki banyak turunan, di antaranya saling mengingatkan, bersatu, memuliakan, saling tolong-menolong dan lain semacamnya.

Ini dia salah atau wilayah di Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa Bawalipu, Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu timur masih memberikan simbol nyata untuk budaya kemanusiaan itu.

Berada tepat di pertigaan jalan, dari kota Masamba Luwu Utara, menuju Malili Luwu Timur, ada tugu pengingat yang masih tegak berdiri.

Monumen ini bertitahkan suatu kalimat dalam bahasa Wotu, “Lalambate Tarantajo.” Tugu ini dibangun melalui swadaya masyarakat Wotu pada awal tahun 90-an.

Pemuda Wotu saat dihubungi indeksmedia.id, membeberkan arti dari Lalambate Tarantajo.

“Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, lebih tepatnya adalah gotong royong,”ucap Aan, Minggu (7/5).

Ini adalah suatu pengingat pada seluruh manusia, khususnya masyarakat Wotu agar saling silaturahmi dan mendekap satu sama lain.

“Dari cerita nenek, tugu Lalambate Tarantajo adalah simbol solidaritas dan gotong royong bangsa Luwu,” kata Aan.

“Ini juga sesuai dengan pernyataan Bung Karno tentang falsafah Pancasila yang bila diperas, berada pada sila terakhir, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang bermakna gotong-royong,”sambungnya.

Semboyan Lalambate Tarantajo juga merupakan tanda bahwa rakyat Luwu, khususnya Wotu, berjuang dan bersatu dalam menghadang dominasi penjajah kala itu.

Pada monumen Lalambate Tarantajo, terlihat di bagian atas ada Pajung (Payung) yang bagi orang Luwu sendiri, kata Aan, “adalah simbol pelindung rakyat, dan memiliki nilai historis (sejarah) yang amat tinggi.”

Inilah salah satu budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Tana Luwu, nilai kemanusiaan.

Masyarakat Tana Luwu dari awal kemunculannya mencintai kemuliaan manusia.

Karena itu, sudah semestinya warga Luwu menjunjung tinggi kemuliaan dan kesederajatan.