Makna di Balik Keunikan Masjid Jami Tua Palopo

INDEKSMEDIA.ID – Masjid Jami Tua Palopo memiliki berbagai keunikan.

Tak hanya keunikannya saja, Masjid Jami Tua Palopo memiliki makna tersendiri dari tiap bentuk bangunannya.

Arsitek Masjid Tua Palopo sendiri adalah seorang yang berasal dari Vietnam, Bung Matte..

Masjid Jami Tua Palopo itu didirikan sekitar Tahun 1590, dan dikerjakan secara bergotong royong.

Pada zaman itu, seorang ulama besar dari Sumatra Barat, Datu Sulaeman berkunjung ke Palopo. Kemudian bertemu dengan Datu ke-16 di Luwu, Andi Patiware.

Masjid Jami tua ini sendiri dibangun di Tanah Ware, Pusat Tana luwu.

Masjid ini memiliki luas 14×14 meter, dengan diberi nama Masjid Jami yang artinya berjamaah.

Batuan yang digunakan untuk membangun Masjid Jami itu menggunakan batu dari pengunungan.

Pada zaman itu, batuan untuk pembangunan Masjid tersebut diangkut oleh kuda, di mana pada zaman itu belum ada kendaraan (modern).

Pembangunan Masjid Tua Palopo itu, selesai dibangun pada Tahun 1604.

Terdapat berbagai keunikan dan makna tersendiri dari Masjid Jami ini.

Di mana dalam menyusun batuan pembangunan Masjid Jami itu dieratkan dengan putih telur.

Dari segi ukuran batuan yang digunakan dalam pembangunan masjid ini berbeda-beda dan memiliki makna filosofis.

Filosofinya yakni ukuran batu yang berbeda itu sebagai tanda pemersatu untuk menguatkan agama Islam.

Kemudian, Masjid Jami ini hanya memiliki satu pintu, yang menandakan bahwa hanya menyembah satu yaitu Allah SWT.

Selain itu, Masjid Jami memiliki 5 tiang yang artinya 5 rukun Islam.

Tak hanya itu, masjid ini juga memiliki 20 jendela masing-masing, yang mana sebelah selatan terdapat 7 jendela, sebelah Utara 7 dan 6 disebelah Timur.

Untuk 20 jendela Masjid ini memiliki makna tersendiri yaitu 20 sifat Allah dimana diberikan 13 dan 7 dirahasiakan.

Dalam satu jendela memiliki 5 tiang yang artinya 5 kali shalat dalam sehari hari semalam.

Selain jendela, Masjid jami ini memiliki 12 ventilasi yang artinya 1 tahun 12 bulan.

Bentuk ventilasi masjid ini juga sangat unik yang berbentuk penyu (kura-kura), yang mana dimaknai sifat penyu yaitu tidak sombong.

Sementara Masjid ini hanya memiliki satu tiang utama dari kayu cinga duri yang berukuran besar, dengan panjang 9 meter.

Berbeda dengan Masjid zaman sekarang, atap masjid ini juga memiliki keunikan yang mana terlihat 3 susun.

Filosofi atap masjid yang tersusun 3 bermakna yaitu Syariat, Ma’rifat dan Hakikat.

Dimana masa itu, nama Kota Palopo berasal dari pembangun masjid jami yang disebut Palopoi.

Sekadar diketahui, Masjid Jami tua yang berada di pusat Kota Palopo itu sebagai salah satu tujuan objek wisata.

Pasalnya, masjid ini memiliki keunikan dan makna tersendiri serta jejak sejarah masuknya Islam di Tana Luwu.