Tiap Tahun Terjadi Longsor, Ketua FP2KEL Luwu Tanggapi Upaya Penanganannya

INDKESMEDIA.ID – Ketua Forum Pemuda Pemantau Kinerja Eksekutif dan Legislatif (FP2KEL) Luwu, Ismail Ishak menangapi upaya penangangan tanah longsor yang setiap tahun terjadi.

Ketua FP2KEL Luwu menjelaskan jika tanah longsor kerap terjadi pada jalan di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu.

Menurut Ketua FP2KEL Luwu itu, tanah longsor yang kerap terjadi disebabkan adanya pelebaran badan jalan.

“Namun hal itu, tidak dibarengi dengan kegiatan penguatan tebing,” katanya, Selasa, (02/05).

“Kejadian itu disebakan tingginya intensitas curah hujan sehingga membuat kondisi jalan menuju Latimojong sangat rawan terjadi longsor,” sambungnya.

Dirinya juga menilai bahwa kegiatan pelebaran jalan haruslah memiliki analisis dampak lingkungan.

“Kegiatan pelebaran di daerah pegunungan akan memunculkan longsor dan kerusakan lingkungan karena tentu akan merubah bentangan alam,” ungkap Ismail yang juga pendamping kehutanan.

“Selain itu, juga mengakibatkan kerusakan alam, dimana pohon-pohon yang berfungsi menahan tanah dan menyerap air pada saat turun hujan banyak yang ditebang,” ujarnya menambahkan.

Ismail menjelaskan, adanya pelebaran jalan tentu dibutuhkan masyarakat sebagai akses untuk beraktivitas.

“Tentunya perlu dipikirkan dampak yang ditimbulkan, olehnya itu perlu kajian-kajian untuk mengantisipasi terjadinya bencana,” ucapnya.

“Adanya getaran yang ditimbulkan alat yang bekerja pada saat pelebaran jalan tentu akan mengakibatkan kondisi tanah akan goyang dan mudah mengalami longsor,” tambah Ismail.

Menurutnya, kajian UPL dan UKL kegiatan pelebaran jalan harus memuat bagaimana mengantisipasi terjadinya tanah longsor,” terangnya.

“Hal itu bisa dilakukan dengan membangun beberapa penahan, apakah secara alami atau bangunan penahan tebing-tebing tanah yang mudah longsor.

Sekadar Diketahui, Tanah longsor yang terjadi mengakibatkan akses Jalan penghubung antar Kecamatan, terputus.

Akibatnya ada Enam Desa di Kecamatan
Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terisolir akibat longsor.

Material longsor menutup seluruh badan jalan hingga tidak dapat dilalui kendaraan

Kepala Desa Pajang, Nuralam mengatakan jika longsor terjadi sejak empat hari lalu akibat curah hujan yang tinggi.

“Material longsor dari atas gunung berupa batu dan tanah hingga menutupi badan jalan,” kata Nuralam, Senin (01/05).

Adapun Enam Desa tersebut yakni Desa pajang, Desa ulusalu, Desa Buntu Sarek,Desa Lambanan, Desa tibussan dan Desa tolajuk.